CIAMIS, RADARTASIK.ID – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Ciamis mencatat ada 10 orang yang terdata pernah terlibat jaringan teroris di Ciamis.
Lima diantaranya sudah ikrar setia kepada NKRI. Salah satunya adalah eks napiter Siska Nur Azizah (28). Sementara sisanya sedang ditunggu untuk mengucap sumpah setia ke NKRI seperti Siska.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Ciamis Yadi Tisyadi mengatakan sepuluh orang yang pernah terpapar paham terorisme itu adalah warga asli Kabupaten Ciamis. Satu diantaranya sudah meninggal dunia, dan empat orang lainnya masih ditunggu untuk melakukan ikrar.
Baca Juga:Ivan Dicksan Dapat Surat Rekomendasi dari DPP PAN, Tambah Seru Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Kursi Sekda Kota Tasikmalaya Masih “Membara”, BKPSDM Mulai Siapkan Lelang Jabatan
“Ada 10 orang di Kabupaten Ciamis terpapar paham terorisme. Akan tetapi baru lima orang yang sudah ikrar kesetiaan kepada NKRI. Misalnya kemarin Siska sudah melakukannya,” katanya, Kamis 4 Juli 2024.
Selanjutnya, ia pun bakal kolaborasi dengan Siska agar dapat mengajak eks napiter lain untuk kembali ke pangkuan NKRI. Ia pun akan meminta Siska menjadi narasumber untuk pembinaan kepada para narapidana terorisme yang belum kembali kepada NKRI.
”Ke depan dijadikan Siska dijadikan salah satunya narasumber. Dengan kolaborasi bersama ini, dalam rangka melakukan pembinaan kepada napiter yang belum NKRI, sehingga nantinya bisa setia kepada NKRI,”ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, mantan narapidana Teroris Siska Nur Azizah (28) mengucap ikrar sumpah setia kepada NKRI di Mapolres Ciamis pada Rabu (3/7/2024.
Siska merupakan pelaku penyerangan Mako Brimob pada 2018 dan merupakan bagian dari Jaringan Ansarut Daula (JAD).
Usai ikrar, Siska bercerita bahwa semenjak bergabung dengan JAD pikirannya mendadak berubah.
Cara pandangnya hanya hitam dan putih. Waktu itu ia mengaku terpacu oleh semangat patriotisme keislamannya.
Baca Juga:Peluang Poros Koalisi Baru di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan, Pamit
“Ternyata pemikiran tersebut tidak melihat (efeknya) dapat merugikan banyak orang. Mungkin yang masih di circle JAD (harus) lebih berpikir rasional, agar tidak mencemarkan nama baik Islam,” ujarnya. (Fatkhur Rizqi)