Siapa pun, dengan nuraninya, pasti mampu menilai, bahwa pilihan perilaku politik yang ini salah dan yang itu benar. Ada praktik politik yang tidak bisa dijangkau mata dan pengetahuan masyarakat. Ada juga yang bisa dipirsa secara langsung. Diskusi dan debat yang tak berkesudahan di media sosial bersumber pada hal itu semua.
Pilkada harus melewati cara-cara yang baik dan benar agar bisa menghasilkan pemimpin yang baik dan benar. Jika pemenang Pilkada diopinikan melakukan banyak pelanggaran, di hadapan Bawaslu dan bahkan di MK sekali pun dia bisa lolos.
Tetapi pada perjalanan selanjutnya, ia tak bisa lepas dari proses salah yang dilakukan dalam mencapai kemenangan. Pemimpin yang dihasilkan dari banyak kesalahan dan pelanggaran bisa saja ‘diselamatkan’ oleh sistem, tapi ia takkan bisa lepas dari proses selanjutnya yang memanjang selama 5 tahun ke depan. Dari proses awal yang salah akan menghasilkan proses pembangunan yang bisa direkayasa. Akan ada penyalahgunaan kewenangan. Korupsi, kolusi, nepotisme, akan menjadi lauk pauk keseharian.
Baca Juga:Pergantian Sekda Kota Tasikmalaya, Ujian Objektivitas dan Idealisme Pj Wali KotaIvan Dicksan Dapat Surat Rekomendasi dari DPP PAN, Tambah Seru Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
Mereka yang masuk lingkungan pemenangan di masa Pilkada sebagai tim sukses akan datang dari segala penjuru untuk sekadar menjadi vendor kecil-kecilan dari proyek-proyek di berbagai dinas dan OPD. Akibatnya, persentase anggaran yang seharusnya diserap sesuai dengan ketentuan akan berkurang angkanya. Banyak angka yang hilang, tetapi –anehnya– bisa dipertanggungjawabkan.
Jika demikian adanya, pembangunan tentu bisa dilaksanakan dan hasilnya bisa dinikmati warga dan masyarakat. Tetapi, yakinkah bahwa di sana ada berkah? Keberkahan adalah kebaikan di atas kebaikan. Ada dua hingga beberapa tingkatan kebaikan jika sesuatu itu berkah. Seperti kehidupan di negara-negara dengan indeks korupsi rendah. Kehidupan di dalamnya lebih terfokus pada kemajuan. Pendidikan, kesehatan, dan terpenuhinya kebutuhan begitu mudah didapatkan. Sementara, tanpa keberkahan, setiap pelaksanaan pembangunan akan selalu diakhiri dengan permasalahan. (*)