TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Guru, murid, dan orangtua di SDN 1 Setiamulya, Kecamatan Tamansari, dites pengetahuan soal kesehatan gigi dan mulut oleh tim keperawatan anak sehat dan sakit akut Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas), pada Jumat pekan lalu.
Hasilnya, sebagian besar warga sekolah tidak mengerti soal penyakit yang bisa menerpa indera pengecap mereka.
“Menurut pemeriksaan dan data lapangan pada saat pemeriksaan gigi, orang tua tidak tahu hal apa saja yang harus diperhatikan terkait kesehatan dan kebersihan mulut. Pengetahuannya sekitar 50% hanya mengetahui untuk sikat gigi saja,” kata M Iqbal Fajar Setiawan, mahasiswa S1 Keperawatan, Kamis 4 Juli 2024.
Baca Juga:Ivan Dicksan Dapat Surat Rekomendasi dari DPP PAN, Tambah Seru Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Kursi Sekda Kota Tasikmalaya Masih “Membara”, BKPSDM Mulai Siapkan Lelang Jabatan
Sebanyak 30 peserta didik kelas 1, yang berusia 6 – 7 tahun itu mengikuti serangkaian tes.
Tentu didampingi guru dan juga orangtua mereka.
Menurut Iqbal penting para orangtua mengetahui informasi soal penyakit dan mulut.
Apalagi anak-anak mereka menghabiskan lebih banyak waktu di rumah ketimbang di sekolah.
“Pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, diperlukan kondisi kesehatan yang baik termasuk kesehatan gigi dan mulut” jelasnya.
Iqbal juga tidak menampikkan bahwa, kultur warga di Tamansari yang masih lekat dengan ketertinggalan.
Dengan kondisi geografis yang lebih dekat dengan alam, ia menilai para kaum ibu juga ayah, lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja di sawah maupun ladang, daripada menonton tayangan edukasi kesehatan.
Pemerataan sumber daya kesehatan masih menjadi tantangan dalam menyongsong keberdayaan Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:Peluang Poros Koalisi Baru di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan, Pamit
Akses pada layanan kesehatan pun masih menjadi pekerjaan rumah di sejumlah daerah hingga kini.
Seperti yang dikatakan orang tua siswa, Sinta (42), butuh waktu 10 menit dalam mengakses klinik terbaik dari rumahnya.
Ia tidak heran, kalau warga di Kecamatan Tamansari kekurangan asupan edukasi secara langsung, terutama soal kesehatan.
“Ya lumayan sih dari rumah. Kita seneng kalau ada edukasi seperti ini, langsung praktek. Apalagi yang lebih jauh, boro-boro soal penyakit mulut dan gigi. Kadang mereka sakit apa aja masih menggunakan yang alami-alami,” katanya. (Ayu Sabrina)