TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Persoalan parkir pada wisuda Universitas Siliwangi yang mematok harga Rp 50 ribu jadi warning untuk para pemuda Karang Taruna. Jangan sampai para pemuda membawa nama organisasi untuk aktivitas yang di luar ketentuan.
Peristiwa tersebut sudah diklarifikasi dan Pemuda Karang Taruna setempat sudah melakukan permintaan maaf. Namun di sisi lain hal ini jadi bahan evaluasi sekaligus warning untuk para pemuda Karang Taruna di tempat lainnya.
Ketua Karang Taruna Kota Tasikmalaya Heri Sulihudin tidak menampik adanya kekeliruan yang dilakukan oleh para pemuda. Meskipun secara kepemudaan diakui sebagai Karang Taruna, namun menurutnya aktivitas pengelolaan parkir bukan kepentingan organisasi. “Karena itu di luar ketentuan organisasi,” ucapnya.
Baca Juga:Bakal Kebagian Berapa Ya? Kandidat di Pilkada Kota Tasikmalaya ini Mau Berikan Gaji dan Tunjangan Untuk RakyatPotensi Berkurang Tapi Pendapatan Retribusi Parkir di Kota Tasikmalaya Meningkat Drastis, Jadi Selama Ini?
Kekeliruan pertama yakni para pemuda sudah membawa nama organisasi untuk melakukan aktivitas tersebut. Ketika memang bukan kepentingan organisasi, tidak seharusnya membawa nama Karang Taruna. “Di karcis parkirnya kana da Karang Taruna,”ujarnya.
Selain itu, ada kelemahan dalam komunikasi dan koordinasi dengan unsur-unsur lain. Sehingga aktivitas tersebut berjalan tanpa sepengetahuan pengurus Karang Taruna di tingkat lebih atas. “Koordinasi tidak ada, Karang Taruna Kelurahan dan Kecamatan kan tidak tahu,” terangnya.
Hal ini tentunya menjadi bahan evalusi untuk pembenahan di organisasi Karang Taruna. Disinggung soal ada tidaknya sanksi, Heri mengaku tidak punya kewenangan karena belum semua karang taruna secara resmi masuk dalam struktur. “Kalau belum tercatat di struktur kan kita juga tidak bisa memberikan sanksi atau sejenisnya,” terangnya.
Pihaknya pun saat ini sedang melakukan pembenahan di internal organisasi. Salah satunya melakukan verifikasi kelompok-kelompok yang masuk dalam bagian Karang Taruna. “Kita juga sedang pendataan Karang Taruna di tingkat unit,” ucapnya.
Terlepas dari itu, menurutnya pihak Kampus Unsil juga harus mampu memperhitungkan ketersediaan ruang parkir ketika pelaksanaan wisuda. Supaya eluarga wisudawan yang jumlahnya lebij dari 900 pun tidak kesulitan untuk mencari tempat parkir. “Ini juga sepertinya kurang dipikirkan oleh pihak kampus,” imbuhnya.