Sementara itu, pakar penyuluhan dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Dwiningtyas Padmaningrum, menekankan pentingnya integrasi antara lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan komunitas petani dalam mendukung program penyuluhan pertanian.
Menurut Dwiningtyas, peran penyuluh pertanian tidak hanya sebagai penyedia informasi, tetapi juga sebagai fasilitator dalam membangun kapasitas petani untuk mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan efisiensi usaha mereka.
Dwiningtyas juga membahas pentingnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pertanian di tingkat kecamatan.
Baca Juga:Lebih dari 200 Ribu CPD Beradu Bakat di PPDB Jabar 2024 Tahap IIRahasia Tersembunyi di Balik Perjuangan Tokoh Inspiratif dari Kota Tasikmalaya Kurniawan Menuju Kesuksesan
Ia berharap BPP bisa diperkuat menjadi pusat pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan terpadu di setiap daerah.
Saat ini, tantangan terbesar adalah pengelolaan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai di BPP.
Dwiningtyas menekankan perlunya perhatian serius dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas BPP sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di daerah. (rls)