TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tahun politik ini, aktivitas pejabat atau public figure memang kerap dianggap sebuah hal yang politis. Plh Wali Kota Tasikmalaya Asep Sukmana pun sampai dikira kampanye seolah kandidat di Pilkada ketika memberikan bantuan beras.
Kejadian menggelitik itu terjadi saat Pemkot melaksanakan program Warung Stabilisasi Inflasi Kota Tasikmalaya di halaman Kantor Kecamatan Cipedes, Selasa (2/7/2024). Di mana pada kesempatan tersebut Asep Sukmana melihat seroang perempuan lansia dengan tangan dengan luka bakar.
Ternyata, perempuan tersebut mengalami luka karena kebarkan yang pernah dia alami sebelumnya. Merasa iba, Asep Sukmana pun memberikan sekarung beras kepada lansia berdaster merah tersebut.
Baca Juga:Sama-Sama Punya Surat Tugas, PPP “Balapkan” Ivan Dicksan dan Nurhayati di Pilkada Kota TasikmalayaHati-Hati Penyalahgunaan Aset, Lapangan Dadaha Masuk Fasilitas Ruang Publik
Menerima pemberian tersebut, perempuan berusia kurang lebih 70 tahun itu pun mengungkapkan terima kasihnya kepada Asep Sukmana. Dia juga mengungkapkan akan mendukungnya agar menjadi Wali Kota Tasikmalaya selayaknya kepada kandidat Pilkada. “Bapak calon Wali Kota? ke ku abi didukung,” ungkapnya.
Sontak ucapan perempuan itu memancing gelak tawa dari orang-orang disekitarnya, termasuk Asep Sukmana sendiri. Pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa barat itu pun langsung meluruskan kesalahpahaman tersebut. “Bukan kampanye ini mah,” ucapnya.
Asep Sukmana juga menjelasakan bahwa dirinya bukan kandidat calon Wali Kota di Pilkada 2024 ini. Disebutkan dia merupakan Plh yang menggantikan Dr Cheka Virgowansyah yang sedang melaksanakan ibadah haji. “Di sini saya cuma sebentar,” terangnya yang membuat perempuan tersebut tersipu malu.
Program Wangsit merupakan salah satu upaya Pemkot Tasikmalaya dalam menekan angka inflasi. Di mana masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga yang relatif murah.
Kegiatan tersebut juga diikuti oleh beberapa Kelompok Wanita Tani yang menjajakan hasil pertaniannya. Salah satunya dari KWT Harum Manis yang menjual sayur mayur seperti kangkung, tomat, cabai rawit dan lainnya.
Ketua KWT Harum Manis Eti Haryati mengatakan program pemerintah seperti Wangsit jadi ajang untuk pemasaran hasil pertaniannya. Karena dengan jumlah produk yang terbilang sedikit, menurutnya tidak akan menguntungkan jika dijual di pasar. “Kalau dibawa ke Cikurubuk kan tanggung cuma 2 kg atau 3 kg, habis sama ongkos,” katanya.(rga)