TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Andi (36) bersiap dari rumahnya sejak jam 7.00 pagi. Setumpuk berkas ia siapkan sebelum berkeliling ke daerah perbatasan Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa 25 Juni 2024. Andi merupakan petugas coklit untuk wilayah ini.
Coklit dilakukan dalam rangka memutkahirkan data pemilih sebelum Pilkada 2024 digelar.
Berbeda dengan wilayah lain, kali ini ia mendapat tugas menyusuri kampung dengan jalanan terjal berbatu, akses sempit, hingga harus naik turun bukit ke rumah-rumah warga, yang berseberangan dengan wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Daerah itu berada di Kampung Leuwigoong, Kelurahan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Dengan sepeda motor ia berangkat ke wilayah itu. Lengkap dan rapi dengan mengenakan rompi bertuliskan
Baca Juga:Masa Tugas Ketua KNPI Kota Tasikmalaya Akan Berakhir, Emang Kapan Sudah Bekerjanya?Ormas Islam, Ponpes Sampai Parpol Dapat Keberkahan Idul Adha dari Bacalon Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi
“Pantarlih Pilkada 2024” dan topi krem untuk menghalau panas matahari.
Sambil menyusuri rumah-rumah warga, ia mengungkap kalau dirinya sudah dua kali memasuki daerah itu. Sepeda motor tidak bisa sampai langsung ke depan rumah warga.
Akan tetapi harus diparkir di atas bukit. Kemudian berjalan kaki menyusuri jalan setapak dengan semak belukar serta rumpun bambu di samping kiri-kanan.
“Sudah dua kali dengan ini. Udah biasa dengan ini, udah dari kecil di sini,” ujar Andi yang merupakan warga Leuwigoong.
Selasa siang ia tiba di rumah Rohidin. Letaknya tepat di seberang wilayah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya.
Sejauh mata memandang, hanya sawah yang terhampar. Andi kemudian memeriksa identitas kependudukan warga satu per satu, menggunakan aplikasi E-Coklit.
Menurutnya tidak ada yang sulit dengan pendataan. Aakses jalan sempit dan licin ketika hujan.
Baca Juga:Pengabdian Ivan Dicksan Belum Cukup Sebatas Sekda Kota Tasikmalaya, Suksesor Budi Budiman Turun GunungDitanya soal Maju di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024? Rezki Budiman Senyum- Senyum!
Andi juga bercerita bahwa warga di sana harus menempuh perjalanan sejauh 4 kilometer ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) ketika pemungutan suara dilaksanakan.
Jika menggunakan sepeda motor dengan kecepatan 20 km/jam hanya menghabiskan waktu selama 7 menit. Namun lain lagi bila ditempuh dengan berjalan kaki.
“Coklit kali ini di aplikasinya, fitur-fitur lebih mudah. Untuk dokumen juga memudahkan kita untuk bekerja. Tetapi untuk lintasannya ya khususnya di ujung Kota Tasikmalaya ini, walaupun jalannya agak rusak tetapi kita tetap semangat untuk mengcoklit,” tuturnya.