TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemanfaatan kulit buah manggis sebagai bahan campuran obat-obatan herbal atau medis oleh masyarakat di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya semakin meningkat dan telah menjadi industri rumahan.
Peningkatan ini berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Kecamatan Puspahiang.
Selain mereka yang memiliki lahan atau pohon manggis, banyak warga bekerja memetik, menjemur, mengolah, dan menyortir kulit manggis tersebut.
Camat Puspahiang, Dadan Hamdani, menyatakan bahwa Kecamatan Puspahiang telah menjadi sentra penghasil manggis tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia.
Baca Juga:Perpanjangan Masa Jabatan Kepala Desa dan BPD di Kota Banjar DiresmikanHadapi Kemarau, Debit Air dari Bendungan Leuwikeris ke Sungai Citanduy Stabil, Pasokan untuk Sawah Aman
Selain buah manggis, berbagai olahan lain seperti kulit manggis untuk campuran herbal dan obat juga dihasilkan di Kecamatan Puspahiang.
Banyak masyarakat atau petani di Puspahiang yang mengolah dan menjemur kulit manggis, yang biasanya dilakukan dalam potongan besar atau setelah diiris tipis-tipis.
Dadan menambahkan bahwa setelah dijemur, kulit manggis dapat diolah menjadi serbuk untuk bahan campuran obat-obatan herbal atau medis, karena kandungannya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Pemerintah Kecamatan Puspahiang merasa sangat bersyukur karena potensi ini telah dimanfaatkan sejak lama dan berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat.
Dampak ekonomi ini dirasakan tidak hanya oleh pemilik pohon manggis tetapi juga oleh masyarakat sekitarnya yang menjadi buruh pemetik, pengolah, atau penyortir buah manggis.
Dadan juga menjelaskan bahwa Puspahiang merupakan sentra manggis di Asia, dengan pusat ekspor manggis di Indonesia memiliki lebih dari 50 Packing House. ”Dan 50 persen (Packing House) di Jawa Barat, 50 persennya ada di Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya,” ungkapnya kepada Radartasik.id, Jumat, 21 Juni 2024.
Dampak positif ini membuat pemerintah daerah, termasuk kecamatan, aktif dalam pembinaan, penyuluhan pertanian, serta pemberdayaan masyarakat, terutama dalam mengolah manggis.
Baca Juga:Daya Group dan PMI Kota Bandung Rayakan Hari Donor Darah Sedunia dengan Aksi Donor Darah MassalRevolusi Baru AHM di Dunia Big Bike, Mengenal New Rebel 1100
Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Puspahiang, Asep, menambahkan bahwa kegiatan penyuluhan terhadap masyarakat dan petani dalam pengolahan buah manggis juga dilakukan.
Banyak kelompok tani memanfaatkan kulit manggis untuk dijadikan campuran obat herbal atau medis, karena mengandung senyawa antiinflamasi dan antioksidan yang dapat membantu mengurangi peradangan dan kerusakan jaringan pada luka.