TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Berasal dari keluarga sederhana di Kampung/Desa/Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, Siti Suhaerah harus berjuang ekstra keras untuk bisa mewujudkan cita-citanya.
Kemampuan dan ketekunannya mampu mengantarkannya menjadi seorang guru SMA Muhammadiyah 3 Jakarta, salah satu sekolah swasta favorit di daerah Jakarta Selatan.
Sejak kecil, sulung dari dua bersaudara ini sudah menonjol dalam bidang akademik.
Baca Juga:Kekacauan Tata Kelola Keuangan Kabupaten Pangandaran Sudah Jadi Sorotan Masyarakat Sejak Lama Polbangtan Kementan Dorong Peningkatan Kelembagaan Petani di Bekasi
Rarah—sapaan akrabnya—selalu menjadi bintang kelas sejak duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukahening Kabupaten Tasikmalaya hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Balaraja Tangerang.
Latar belakang keluarganya yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh membuatnya bertekad untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
”Aku tuh dari kecil pengen kuliah gitu terus ada lah buku Laskar Pelangi yang aku baca waktu SMP. Inti cerita dari buku itu ada orang daerah yang bisa kuliah ke luar negeri. Nah aku tuh pengen kaya gitu,” ungkap Rarah, guru kelahiran Tasikmalaya.
Mimpi untuk bisa berkuliah tetap ia jaga. Saat lulus SMK PGRI Balaraja Tangerang, ia berhasil mendapatkan beasiswa Bidikmisi untuk meneruskan pendidikan ke universitas.
Setelah mendapatkan beasiswa, Rarah tidak serta langsung diterima di perguruan tinggi.
Ia harus berjuang bersama jutaan siswa lainnya di seluruh Indonesia untuk bisa lolos di universitas yang diinginkan.
Saat itu, ia mencoba daftar melalui jalur Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNMPTN). Sayangnya, ia gagal dalam seleksi tersebut.
Baca Juga:Penguatan Ketahanan Pangan, Polbangtan Kementan Gelar Bimtek untuk Petani di MajalengkaSiswi SMAN 7 Tasikmalaya Digembleng Pengetahuan Jurnalistik di Radar Tasikmalaya
Pantang menyerah, Rarah mencoba lagi mendaftar melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau seleksi ujian tulis.
Berkat kegigihannya, wanita asal Tasikmalaya ini akhirnya berhasil lolos SBMPTN dan diterima di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) jurusan Pendidikan Bahasa Arab.
”Terus aku seneng dong keterima kuliah meskipun Bahasa Arab yang penting aku pengen kuliah gitu karena gratis,” ujarnya.
”Terus ada orang bilang kaya gini ngapain sih kuliah jurusan Bahasa Arab? Kenapa gak jurusan eksak yang lain kaya Fisika, Matematika, Kimia, dan lain-lain gitu. Lebih mudah nanti kerjanya gitu. Kalau Bahasa Arab tuh susah katanya,” lanjutnya.