TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 16 siswi SMAN 7 Tasikmalaya yang tergabung dalam Ekstrakurikuler Komisi Jurnalis Seventas (KJS) mengunjungi Graha Pena Radar Tasikmalaya pada Kamis, 13 Juni 2024.
Para pelajar yang memiliki minat dalam bidang jurnalistik ini mempelajari cara media lokal menyajikan informasi serta berperan dalam mencerdaskan masyarakat melalui berbagai platform, baik konvensional maupun modern.
Sandy Abdul Wahab, Pemimpin Redaksi Harian Pagi Radar Tasikmalaya, menceritakan pengalaman tentang dinamika kerja jurnalis, mulai dari mencari inspirasi hingga larut malam, mengejar tenggat waktu, hingga bertemu narasumber di berbagai tempat.
Baca Juga:Polbangtan Bogor Gelar Bimtek Ternak Domba untuk Tingkatkan Kompetensi Peternak CianjurOptimis untuk Swasembada Pangan, Polbangtan Bogor Kawal Program Irigasi di Kabupaten Bogor
Sandy menjelaskan bahwa tidak semua orang siap mental saat berhadapan dengan wartawan, sehingga penting bagi jurnalis untuk menyesuaikan diri dan memahami narasumber yang akan diwawancarai.
”Begitupun dengan pakaian menyesuaikan dengan keadaan lapangan,” ucap Sandy saat menyampaikan materi di Studio Utama Radar TV, Kamis.
Selain itu, Sandy menyoroti tantangan yang dihadapi jurnalis di era teknologi Artificial Intelligence (AI).
Selain jurnalis, menurut dia, siswa juga harus mampu beradaptasi dan berkolaborasi dengan teknologi AI.
Sandy menyarankan agar para pelajar mencari pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh AI, seperti liputan di lapangan yang tetap memerlukan kehadiran manusia secara langsung.
”Menggantikan wartawan menulis, voice over, AI bisa. Tetapi mereka (teknologi AI) tidak bisa kalau meliput ke lapangan,” tuturnya.
Maryam Jamilah, guru pembina KJS, berharap ilmu dan pengalaman yang didapat selama diskusi di Kantor Radar Tasikmalaya Group dapat menggugah minat dan mengembangkan bakat siswa-siswanya.
Baca Juga:Mentan Dorong Mahasiswa PEPI untuk Berinovasi dan Ciptakan Lapangan Kerja di Sektor PertanianInkubator Bisnis Petani, Polbangtan Bogor Tingkatkan Keterampilan Petani dan Penyuluh Pertanian
”Harapannya anak-anak bisa termotivasi untuk menjadi jurnalis. Kalaupun tidak bisa menjadi apapun, yang penting bermanfaat. Sebab tadi yang disampaikan sangat menggugah sekali,” kata Maryam.
Rena Ruari, Ketua KJS Seventas, merasa terinspirasi oleh cerita Sandy Abdul Wahab yang tidak menyangka akan menjadi seorang jurnalis.
Menurut Rena, pengalaman dan informasi yang diperoleh sangat lengkap, mulai dari cara mewawancarai hingga membuat berita.
Rena juga menyadari bahwa menjadi seorang jurnalis tidak harus memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik, melainkan yang terpenting adalah kemauan dan kemampuan.