TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya menggelar kegiatan Student Integrity Campaign dengan tema Transformasi Governansi Pilar Penyangga Integritas di Gedung Mandala Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, Selasa, 11 Juni 2024.
Dalam kegiatan tersebut hadir Ketua Dewan Audit Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia Wattimena, Kepala OJK Jawa Barat Imansyah, Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman, Rektor Universitas Siliwangi Dr Ir Nundang Busaeri, dan Guru Besar Universitas Siliwangi Prof Kartawan.
Peserta kegiatan Student Integrity Campaign ini merupakan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di wilayah Tasikmalaya baik negeri maupun swasta.
Baca Juga:Tak Kunjung Diperbaiki, Traffic Light Bundaran Marlin Kabupaten Pangandaran Sudah 2 Tahun Mati Melati Usman Pimpin OJK Tasikmalaya, Perkuat Governansi di Sektor Jasa Keuangan
Kepala OJK Jawa Barat Imansyah mengatakan, tujuan dari kegiatan ini adalah perlunya dibangun integritas sejak dini termasuk oleh mahasiswa yang nantinya akan diteruskan pada lingkungannya.
”Mengapa integritas ini penting? Karena seperti tadi disampaikan oleh Prof Kartawan kalau ini menjadi bekal untuk mereka untuk ke depan menjadi pemimpin bangsa yang jujur dan selalu mengedepankan kejujuran itu dalam setiap melaksanakan keputusan mereka,” kata Imansyah.
Integritas ini, menurut dia, juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang mengedepankan kejujuran dalam setiap perkara. Menurutnya, proses kampanye integritas tersebut tidak hanya berakhir di Tasikmalaya, tetapi akan terus berlanjut.
”Sehingga kita dari OJK mencoba menanamkan integritas ini tidak hanya di sektor jasa keuangan termasuk kami dari OJK, tetapi juga akan mengikutsertakan seluruh masyarakat sehingga nanti terbangun ekosistem integritas yang mumpuni yang luar biasa di bangsa kita,” terangnya.
Dalam kegiatan tersebut juga disinggung terkait beberapa masalah yang menyangkut keuangan. Salah satunya adalah terkait pinjaman online (pinjol) baik yang legal maupun ilegal yang kini marak terjadi.
”Bagaimana mengantisipasi kalau terjerat di pinjaman online, bagaimana teman-teman mahasiswa harus memastikan bahwa kalau pun pinjam di pinjaman online itu berbasis kebutuhan bukan karena keinginan,” ujarnya menjelaskan.
”Karena tadi disampaikan juga ilustrasinya hubungannya dibandingkan dengan perbankan itu perbedaannya jauh sekali. Jadi memang harus sangat seksama, harus dicermati bahwa kalau pun mau memanfaatkan fasilitas pinjaman online betul-betul harus dipahami kapasitas bagaimana menggunakan dan kemudian membayar ulang pinjaman,” lanjutnya.