TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Polemik tidak adanya SMA negeri di Kecamatan Bungursari telah bergulir sejak beberapa tahun lalu. Tapi belum ada solusi.
Tahun ini tercatat ada sekitar 599 siswa di Kecamatan Bungursari yang lulus SMP. Mereka tengah berusaha mencari SMA negeri yang mau menerima siswa dari luar zona agar bisa melanjutkan pendidikan. Namun aturan zonasi membuat ikhtiar itu tidak mudah dijalani.
Camat Bungursari, Sodik Sunandi, mengatakan para pelajar mengincar SMA negeri dengan harapan tidak terlalu masalah biaya. Terutama bagi orang tua mereka.
Baca Juga:Supriana Dapat Dukungan dari ‘Ajengan Tajug’ untuk Maju di Pilkada BanjarYanto Oce dan Strategi Silent Majority di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!
“Jumlah murid tahun sekarang yang akan masuk ke SMA/SMK dan sederajat 559 orang. Kecamatan Bungursari tidak memiliki zonasi ke SMA/SMK Negeri, paling agak terdekat SMAN2 dan SMAN 10,” katanya, Jumat 7 Juni 2024.
599 pelajar itu kata dia, merupakan lulusan dari 9 SMP dan nyaris seluruhnya adalah swasta. Hanya SMP 16 saja yang berstatus negeri. Itupun, dari sekolah tersebut tidak banyak siswa melanjutkan pendidikan ke sekolah negeri.
Seperti diungkap Kepala SMPN 16 Tasikmalaya, Titin Suryani, tahun ini sekolahnya meluluskan 208 siswa. Selepas kelulusan mereka membidik berbagai jalur untuk masuk SMA/SMK negeri. Sedangkan sistem zonasi, sudah membuat para muridnya mundur.
“Mereka tahu kondisi ini (zonasi, red). Kekhwatiran lebih kepada pesimistis masuk SMA negeri. Kalau SMK kan nilai raport,” ucapnya saat ditemui di ruangannya.
Kalaupun ada yang lolos melalui sistem zonasi, Titin menerangkan bahwa lokasi rumahnya masuk dalam radius batas yang ditentukan. Seperti diantaranya ada yang bisa mendaftar ke SMAN 6 Tasikmalaya, SMAN 9 Tasikmalaya, dan MAN Negeri.
“Mereka punya tujuan masing-masing. Swasta ke SMK BPN, Bakti Kencana, Manangga, MJPS, dan sebagian lagi di sekolah SMA swasta di sini,” paparnya.
Namun, lanjut dia, kebanyakan siswa dari Bungursari mengandalkan jalur afirmasi dan jalur prestasi. Itupun harus bersaing dengan peserta didik yang memiliki prestasi lebih.
Baca Juga:Dear.. Pak Sekda Kota Tasikmalaya Kok Acara Silaturahmi Jadi Deklarasi Pilkada 2024?Yusuf "Anteng" di Posisi Pertama Berdasarkan Hasil dari Survei Perdana DPP Partai Golkar
“Zonasi itu murni. Apalagi mereka anak-anak yang memang punya prestasi akademik, dengan zonasi juga tidak bisa masuk. Dengan prestasi, kadang terkalahkan dengan nilai akademik yang lain,” jelasnya.