TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025 jenjang SMA/SMK sudah dimulai. Seluruh sekolah negeri dan swasta membuka proses pendaftaran sejak awal bulan Juni. Khususnya untuk jalur zonasi.
Sayangnya tidak semua wilayah punya sekolah jenjang SMA/SMK dengan status negeri. Dari 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya Bungursari adalah satu-satunya yang hingga kini tak punya SMA maupun SMK negeri. Hanya ada SMA swasta.
Sementara warga menginginkan anak-anak mereka melanjutkan pendidikan dari SMP/MTs ke SMA/SMK negeri dengan beragam alasan. Hal ini seperti diutarakan Penasihat Forum Bungursari, Tatang Sutarman.
Baca Juga:Yanto Oce dan Strategi Silent Majority di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Dear.. Pak Sekda Kota Tasikmalaya Kok Acara Silaturahmi Jadi Deklarasi Pilkada 2024?
Ia menyebut banyak anak di wilayah Bungursari yang hanya bersekolah hingga jenjang SMP saja. Setelah itu tidak melanjutkan. Alasannya wilayah mereka tidak masuk zonasi lantaran terlalu jauh ke sekolah negeri yang ingin dituju.
“Selama ini ya indikator putusnya sekolah itu di Kecamatan Bungursari, tidak dilanjutkan. Jadi mereka anak-anak tidak bisa melanjutkan sekolah dengan pilihannya. Setiap PPDB masalah ini kembali. Terkendala zonasi sedang SMA/SMK negeri belum ada di Bungursari,” kata Tatang.
Ia bercerita bahwa pada tahun 2021 sebanyak 74 RW dan elemen masyarakat sepakat mengajukan permohonan pendirian SMA negeri. Diantaranya LPM, Karang Taruna dan Forum Bungursari. Tapi, hingga kini baru memasuki tahap perencanaan.
“Kami dari Forum Bungursasi mengajukan melalui KCD untuk pengadaan lahan. Alhamdulillah pengusulan itu sudah masuk ke perencanaan. Sampai hari ini ada keterbatasan, kurang bisa komunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan Komisi 5 DPRD. Kami belum sempat ada komunikasi, ketika dihubungi tanggapan dingin,” paparnya.
Untuk sementara warga hanya bisa berharap pada sekolah negeri yang menjadi zonasi irisan atau penyangga. Menurut Tatang, sekolah yang berada pada zona irisan tersebut antara lain SMAN 2 Tasikmalaya, SMAN 4 Tasikmalaya, dan SMKN 1 Tasikmalaya.
Meski begitu ia menyebut harapan untuk melanjutkan pendidikan anak-anak ke sekolah itu sangat kecil lantaran tersandung sistem zonasi. Seperti pada musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024/2025 ini. “Bulan ini saja orangtua sudah kebingungan lagi. Persolan rutin, ini zonasi,” ucapnya.