TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ruang publik seperti taman dan alun-alun dibangun pemerintah untuk mewadahi kebutuhan sarana berkumpul masyarakat.
Sebab itu kedua ruang publik ini dibangun sedemikian rupa dengan desain estetik dan seindah mungkin meski dengan lahan terbatas.
Sayangnya tidak semua masyarakat memanfaatkan kehadiran ruang publik itu dengan baik.
Baca Juga:Yanto Oce dan Strategi Silent Majority di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!Dear.. Pak Sekda Kota Tasikmalaya Kok Acara Silaturahmi Jadi Deklarasi Pilkada 2024?
Tidak sedikit tangan-tangan jahil yang merusak bahkan mencuri pernak-pernik yang terpasang.
Lebih dari itu, selain digunakan untuk berolahraga dan hiburan keluarga, taman dan Alun-Alun Kota Tasikmalaya juga ternyata sering digunakan orang tak bertanggungjawab untuk melakukan aktivitas mesum.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, Wiwin Nuraeni.
Ia mengungkap jika pencurian terhadap fasilitas ruang publik tidak hanya terjadi di Taman Kota Tasikmalaya. Lampu Alun-Alun Kota Tasikmalaya padam lantaran kabelnya dicuri.
“Kita pernah mendapat laporan selain lampunya padam karena kabelnya juga dicuri, pelindung lampu estetik di sana juga dipecahkan,” katanya kepada Radar, Senin 3 Juni 2024.
Wiwin menduga orang yang memecahkan kada pelindung lampu estetik alun-alun itu berniat menjualnya kembali.
Sebab satu lampu hias yang menyala bak api itu ditaksir memiliki harga Rp 70.000 per unit.
Baca Juga:Yusuf "Anteng" di Posisi Pertama Berdasarkan Hasil dari Survei Perdana DPP Partai GolkarButuh Dukungan Semua Pihak, PPDB Jawa Barat Harus Objektif, Transparan, dan Akuntabel
“Jadi memang tidak semua bisa menjaga fasilitas yang pemerintah bangun. Ada saja yang jahil dan berbuat jahat,” katanya.
Berdasarkan pantauan Radar, selain jadi tempat bermain di siang hari, alun-alun dan Taman Kota Tasikmalaya juga kerap dimanfaatkan warga untuk menghabiskan waktu di malam hari.
Kerawanan yang tejadi juga bukan hanya jadi sasaran pencurian tetapi juga aktivitas di luar norma kesusilaan.
Wiwin mengakui masalah tersebut memang terjadi.
Ia sering menerima laporan dari petugas kebersihan taman dan alun-alun mengenai pasangan yang berduaan di ruang publik itu pada malam hari.
Khususnya pada titik-titik gelap dimana lampu padam akibat kerusakan.
“Petugas kebersihan biasanya suka ditarikkeun nyapunya. Sengaja dilakukan saat melihat dua sejoli yang pacaran. Kadang juga ditegur bahwa jangan melakukan itu di situ,” terangnya.
Biasanya, kata dia, kebanyakan pasangan sejoli berduaan pada malam akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu.