TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lapangan Alun-Alun Dadaha semakin ramai oleh para pedagang dan jasa sewa mainan. Khususnya di hari Minggu di mana tingkat kunjungan ke lokasi pun meningkat dibanding biasanya.
Pantauan Radar, warga yang berkunjung ke Dadaha di hari Minggu selalu meningkat dari hari kerja. Telebih setelah lapangan alun-alun Dadaha dibuka, di mana anak-anak bisa bermain di sarana yang sudah disediakan.
Namun keramaian selalu menjadi magnet bagi pedagang, PKL dan jasa sewa mainan di lokai itu pun semakin padat pada Minggu (2/6/2024). Bukan hanya di area lapanganya saja, trotoar pun tidak luput dari lapak-lapak pedagang.
Baca Juga:Potensi Konflik Pilkada Lebih Tinggi dari Pileg 2024, Panwascam Bungursari dan 7 PKD Dituntut AntisipatifSoal Calon yang Bakal Diusung di Pilkada, PKS dan PKB Situasinya Begini
Salah seorang pengunjung, Dita Oktavia (28) mengaku datang ingin mengajak anaknya untuk main. Pada dasarnya dia tidak mempermasalahkan keberadaan PKL karena pengunjung butuh jajan. “Kalau rapi sih enggak masalah,” akunya.
Namun menurutnya pedagang dan sewa mainan di kawasan tersebut terlalu banyak. Sehingga mengurangi keindahan suasana lapangan alun-alun Dadaha yang menjadi tempat main baru. “Kalau bisa sih di pinggir saja (menempel pagar), enggak usah ada yang ke tengah,” ucapnya.
Tokoh warga sekitar Dadaha, Asep WK mengatakan bahwa sejak awal pihaknya meragukan kemampuan pemerintah dalam menjaga kenyamanan lapangan tersebut. Khususnya masalah PKL yang katanya akan diakomodir namun dengan tertata. “Potret ketidakmampuan pemerintah menangani masalah PKL,” ucapnya.
Pasalnya keberadaan PKL sudah jelas tidak sesuai dengan aturan yang ada. Ketika aturan tersebut dibuat fleksibel, maka pada akhirnya akan semerawut karena terus dimaklumi. “Terlalu banyaka toleransi yang diberikan,” katanya.
Bukan hanya di Dadaha saja, pembangunan ruang pulik di mana pun di Kota Tasikmalaya tidak bisa diharapkan bisa tertib. Pasalnya akan selalu ada PKL yang melapak di area tersebut dan jumlahnya semakin bertambah. “Pembangunan apapun pasti ada PKL,” katanya.
Jika PKL berdiri sendiri-sendiri, menurutnya dengan teguran pun mereka akan pindah. Namun realitanya mereka dikoordinir oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi atau kelompok. “Karena ada tangan-tangan di luar pemerintah,” ucapnya.