”Oleh karena itu, kita harus melakukan perluasan tanam dan meningkatkan indeks pertanaman (IP) kita di lahan rawa dan lahan tadah hujan agar produksi beras kembali melimpah,” papar Kepala BPPSDMP.
Kementerian Pertanian sekarang sedang fokus menggenjot produksi dua komoditas pokok, yakni padi dan jagung nasional lewat optimalisasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan.
Dedi menjelaskan, optimalisasi rawa sedang dijalankan di 11 provinsi dengan target meningkatkan IP 100 menjadi 200 untuk daerah yang telah dilaksanakan survei investigasi dan desain (SID).
Baca Juga:Crosser Andalan AHM Delvintor Alfarizi Kerahkan Semua Kemampuan di MXGP JermanJuara Liga Champions, Jude Bellingham: Saya Baik-Baik Saja Sampai Saya Melihat Ibu dan Ayah Saya
Lahan rawa di Indonesia, menurut dia, umumnya hanya tanam satu kali dalam satu tahun.
”Lahan rawa kalau kita tingkatkan IP dari satu kali menjadi dua dalam satu tahun berarti kita harus optimasi lahannya,” tutur Dedi.
”Kita harus perbaiki salurannya dan sebagainya,” lanjutnya.
Kementerian Pertanian juga menyelenggarakan program bantuan pompanisasi, terutama di area persawahan tadah hujan ber-IP satu yang berdekatan dengan sumber air.
Program tersebut akan dijalankan di lahan 500 hektare di Pulau Jawa dan 500 hektare di luar Pulau Jawa.
Dedi Nursyamsi menyatakan, pihaknya memiliki lahan tadah hujan 3-4 juta hektare, yang baru tanam satu kali dalam satu tahun karena irigasinya hanya mengandalkan hujan.
”Kalau ini kita tingkatkan IP-nya jadi dua kali, produksi kita juga akan meningkat,” ungkap Dedi.
Dedi melanjutkan, Kementerian Pertanian juga menggalakkan tumpang sisip padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa yang tengah mengikuti program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Baca Juga:Vinicius Junior Setara Lionel Messi di Final Liga Champions, Jose Mourinho: Itu Jelas Diving, Tidak DiragukanDani Carvajal Dinobatkan sebagai MVP Final Liga Champions: Kami Keluar dari Babak Pertama dalam Keadaan Hidup
”Kita ada lahan sawit dan kakao sekitar 500.000 hektare untuk program tumpang sisip padi gogo,” ujar Dedi.
Dilihat dari latar belakang itu, BPPSDMP akan mengadakan PSPP Volume 10 Tahun 2024 untuk petani, penyuluh pertanian, dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) bertema ”Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional”.
Tujuan dari kegiatan tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan pemahaman peserta dalam peningkatan produksi padi lewat optimalisasi lahan rawa dan pompanisasi di lahan sawah tadah hujan serta pemanfaatan lahan perkebunan untuk padi.