“Ini sebelah pihak, dari pihak Gerindra yang memutuskan untuk tidak mencalonkan Pak KH Atam menjadi calon bupati Tasikmalaya dan tanpa ada komunikasi atau pemberitahuan terlebih dahulu,” ucapnya.
Dengan adanya hal tersebut, pihaknya bertanya-tanya apakah betul Gerindra tidak jadi mengusung KH Atam atau hanya gimik saja. Namun yang jelas, kata dia, pihaknya akan meminta klarifikasi secara langsung. “Insyaallah mudah-mudahan di minggu ini bisa bertemu langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan. Sebab, ini menyangkut dengan harga diri,” ucapnya.
“Beliau (KH Atam) ini seorang tokoh agama, tokoh organisasi terbesar. Ketika mendapat perlakuan seperti ini, tentu sangat kecewa,” ucapnya.
Baca Juga:Hasil Survei Golkar, Elektabilitas Iwan Saputra Tertinggi, Peluang Mendapatkan SK di Pilkada Kab TasikmalayaKH Atam Rustam Bersikap, Menolak Jika Dipasangan Jadi Wakil Cecep Nurul Yakin di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
Pihaknya merasa bahwa nama besar KH Atam Rustam ini dikapitalisasi oleh partai, sehingga menurutnya ini sangat merugikan secara pribadi beliau. “Kami ingin bertanya, apakah keputusan ini berdasarkan hasil survei atau hal lain. Namun, alangkah indahnya jika tidak jadi diusung oleh partai minimal ada basa-basi, ada bahasa, dan etika itu dipakai,” paparnya.
“Beberapa waktu lalu, KH Atam ini sudah ada rekomendasi dari PGM pusat dan yang menjadi beban kami, yakni ketika sudah konsolidasi dari DPD ke tingkat DPP dan meminta rekomendasi, namun ternyata hasilnya seperti ini,” keluhnya.
Pengurus PD PGM lainnya Ecep BU menambahkan, mudah-mudahan ini baru perkembangan awal dan belum menjadi keputusan akhir dan dari pihak partai pun ada kebijakan lain yang belum tahu arahnya ke mana.
“Yang jelas kami harus memperjuangkan KH Atam, karena ini harga diri dan marwah Pak ketua DPD PGM sekaligus ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya,” katanya.
Ecep menjelaskan, PGM mendukung KH Atam guna mewarnai kebijakan-kebijakan pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya yang saat ini mungkin sudah baik. Namun, tetap perlu ditingkatkan lagi. Khususnya perhatian ke madrasah-madrasah yang sangat memerlukan perhatian dari pemerintah daerah.
“Jadi kekecewaan itu kita lontarkan ke struktur Partai Gerindra. Mohon untuk bisa lebih menghargai adat ketimurannya. Jangan mentang-mentang partai besar,” tandasnya. (Radika Robi Ramdani)