TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Seorang lansia penderita stroke, Ujang (70) hidup sebatang kara di Gunung Ceuri Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi. Tanpa keluarga, dia pun menjadi warga asuh masyarakat setempat.
Saat ini lansia tersebut tinggal di sebuah bedeng bekas pekerja pengolah kayu sendirian. Kondisi kakinya yang lumpuh karena stroke membuatnya tak bisa banyak melakukan aktivitas.
Ketua RW setempat, Aep Saepulloh mengatakan Ujang datang ke lingkungannya sekitar 2 bulan lalu. Awalnya dia masih terlihat sehat namun selalu tidur sesukanya. “Baru dua bulan di sini, awalnya masih bisa aktivitas,” ucapnya.
Baca Juga:Punya Ketua Baru, Pemuda Karang Taruna Kawalu Harus Lebih MajuBus Untuk Jemaah Haji Kota Tasikmalaya Dicek Dishub, Begini Kondisinya!
Namun kurang dari sebulan ke belakang, kondisi Ujang tampak tidak sehat dan pada akhirnya kedua kakinya lumpuh. Warga pun berinisiatif menempatkannya di sebuah bedeng di tanaf wakaf. “Kami bingung mencari keluarganya,” ujarnya.
Aef mendapati sebuah SIM yang menunjukkan Ujang berasal dari Sambong. Namun setelah dicek, Ujang sebelumnya memang warga di sana akan tetapi sudah pindah sejak 15 tahun silam. “Sudah tidak ada keluarganya, rumahnya pun sudah dijual lama,” imbuhnya.
Warga pun semakin kebingungan untuk membantu lansia tersebut, khususnya dalam hal pengobatan. Pasalnya kependudukan yang tidak jelas menjadi kendala urusan di rumah sakit. “Kalau untuk makan dan kebutuhan sehari-hari alhamdulillah warga di sini sering ngasih, tapi kan tidak cukup itu saja,” tuturnya.
Pihaknya pun meminta bantuan ke Dinas Sosial untuk bisa mengurus Lansia tersebut. Meski sempat tertunda berhar-hari, petugas pun datang bersama tim dari Dinas Kesehatan. “Alhamdulillah tadi sudah ada dari DInsos dan Dinkes ngasih bantuan sembako dan kesehatannya diperiksa,” katanya.
Kendati demikian, hal itu tampaknya belum memunculkan solusi jangka panjang. Karena Kota Tasikmalaya tidak memiliki rumah singgah untuk menempatkan Ujang lebih layak. “Jadi sementara tetap di sini, diurus oleh kami,” ucapnya.
Pihaknya mengaku dilematis dengan keberadaan Ujang yang sebatang kara dan sakit. Dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan menjadi boomerang bagi pengurus RT dan RW setempat. “Nanti kalau kenapa-kenapa kahatirnya ada yang menyalahkan kami, tapi mudah-mudahan enggak karena dari Dinsos dan DInkes pun sudah monitor,” imbuhnya.(rga)