Kepala BI Tasikmalaya Aswin Kosotali menyebutkan beberapa poin penting dalam diskusi ini di antaranya, strategi pengembangan infrastruktur Jawa Barat Selatan perlu evaluasi dari sisi RT/RW untuk memberikan kepastian pembangunan, perlunya terobosan dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur, mitigasi risiko konflik lahan dan peran aktif Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Kemudian, potensi alam yang begitu melimpah di wilayah Jabar Selatan termasuk Priatim bisa dimanfaatkan untuk pengembangan sektor pariwisata.
Walaupun demikian, sarana dan prasarana penunjang khususnya transportasi yang dirasa masih kurang, kesiapan SDM, dan mitigasi bencana mesti didesain secara matang serta disesuaikan dengan program strategis multi pihak.
Baca Juga:Hari Buku, Gramedia Tasikmalaya Hadirkan Diskon hingga 70 PersenSMK As Saabiq Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tingkatkan Kualitas Guru
Pengembangan infrastruktur di Priatim tidak hanya mesti dijalankan secara holistik, akan tetapi peran serta multi pihak (pentahelix) menjadi kunci penting dalam menciptakan konektivitas yang terarah dan terintegrasi.
”Maka dari itu, sinergi dan kolaborasi yang terharmonisasi dengan baik menjadi suatu keharusan agar mewujudkan pemerataan sosial-ekonomi masyarakat di Jawa Barat,” papar Aswin Kosotali.
Dalam acara puncak Sarasehan dilaksanakan diskusi dengan menghadirkan para pemateri dari berbagai instansi antara lain Bob R F Sagala dari Kementerian Dalam Negeri, H Cecep Abdulqoyim selaku Ketua Kadin Kabupaten Tasikmalaya, dan Heru Purboyo Hidayat Putro selaku Guru Besar Kebijakan Transportasi Wilayah dan Kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Selain itu, acara tersebut juga menghadirkan pameran UMKM yang diikuti para pelaku usaha di Tasikmalaya. (Fitriah Widayanti)