TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Rantai distribusi gabah atau beras memiliki banyak tahapan yang bergantung pada berbagai faktor.
Aliran distribusi utama dimulai dari lahan produsen dan berakhir di fasilitas penyimpanan konsumen akhir.
Di daerah sentra produksi yang memiliki banyak petani dan areal panen luas, gabah atau beras biasanya disimpan di fasilitas penyimpanan milik petani itu sendiri sebelum akhirnya dijual atau didistribusikan lebih lanjut.
Baca Juga:Evaluasi Kinerja Tenaga Pendamping Upland Kabupaten Tasikmalaya untuk Optimalkan Capaian Tahun 2024Upland Project Dorong Keterlibatan Perempuan di Sektor Pertanian Kabupaten Tasikmalaya
Proses distribusi gabah atau beras dari petani ke konsumen bisa melewati beberapa jalur dengan konfigurasi yang berbeda, tergantung pada lokasi, jenis komoditas, dan asal produsen.
Secara umum, aliran distribusi gabah atau beras dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan volume yang ditangani: distribusi volume besar, distribusi volume menengah, dan distribusi volume kecil.
Pada pengangkutan gabah dengan volume besar, umumnya menggunakan truk, sedangkan untuk volume menengah atau sedang, mobil pick-up menjadi pilihan utama.
Sementara itu, distribusi volume kecil biasanya menggunakan roda tiga.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi usaha tani padi organik, khususnya dengan mengurangi biaya pengangkutan, Upland Project di Kabupaten Tasikmalaya hadir dengan solusi berupa pengadaan truk, pick-up, dan roda tiga.
Tujuan dari pengadaan transportasi ini adalah untuk berfungsi sebagai sarana transportasi pemasaran, yang akan mengangkut gabah dari lahan ke fasilitas pengolahan dan dari gudang BUMP ke pihak luar.
Langkah ini diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya produksi serta mengurangi total biaya usaha tani secara keseluruhan.
Dengan pengadaan alat transportasi yang sesuai dengan konfigurasi distribusi, diharapkan para petani dapat lebih mudah mengakses pasar, mengurangi biaya distribusi, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan usaha tani mereka. (rls)