TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menghantui Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan data pemerintah, sejak Januari 2024 sudah terjadi setidaknya 632 kasus di Kota Tasik. Pasien DBD tersebar di sejumlah rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Seperti di RSUD dr Soekardjo yang sampai saat ini masih merawat 12 pasien DBD,
“Kalau melihat kasus DBD yang terjadi setiap tahunnya memang paling banyak didominasi oleh anak-anak. Tahun ini juga kelihatan terjadi peningkatan kasus,” ujar Direktur RSUD Budi Tirmadi pada Jumat, 17 Mei 2024.
Baca Juga:Nana Suryana Mulai Tancap Gas untuk Pilkada Kota BanjarLama Tak Terdengar, H Maman Padud Kota Banjar Tiba-Tiba Datangi Partai Golkar, Mau Apa?
Minggu sebelumnya, lanjut Budi, pihaknya merawat 16 pasien DBD. Beberapa diantaranya sudah sembuh dan diizinkan pulang.
Ia pun mengimbau masyarakat melakukan langkah pencegahan dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar.
“Kami mengimbau supaya masyarakat selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M) dan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah. Masyarakat harus tetap mencegah dengan membersihkan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Dia menganalisa, kemungkinan salah satu penyebabnya adalah peralihan musim kemarau ke musim hujan pada awal tahun ini yang merupakan side efect dari El Nino.
Kini, penanganan DBD tidak bisa lagi hanya dilakukan pemerintah tapi peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan.
“Kondisi ini memang harus menjadi perhatian tidak hanya pemerintah namun masyarakat juga melakukan antisipasi,” kata Budi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat menerjunkan tim khusus mengatasi lonjakan DBD di tengah masyarakat.
Baca Juga:Daftar untuk Pilkada Banjar, Dimyati-Alam Disebut Sudah Penuhi Persyaratan PerseoranganHonorer Pemkot Banjar Diciduk Polisi Atas Kasus Dugaan Penipuan
Supaya tidak meluas dan tidak menimbulkan korban jiwa, dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), sosialisasi pencegahan DBD, dan pengobatan yang tepat.
“Kami menurunkan tim untuk penyelidikan epidemiologi dari dinas, khusus untuk PSN, tim kader bersama puskesmas dan masyarakat,” tuturnya.
Menurut Uus DBD masih menjadi perhatian, karena kasusnya saat ini tersebar di seluruh kecamatan di Kota Tasikmalaya. Pihaknya berupaya melakukan pencegahan dan pengobatan bagi masyarakat yang terjangkit.
“Sekali turun terdiri atas pengelola program DBD, pengelola program kesling, dan surveilans tingkat dinas dan kota empat atau lima orang, kader minimal satu orang, puskesmas satu orang,” jelas Uus.(Firgiawan)