TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kerusakan andesit kawasan pedestrian telah membuat warga sekitar berang. Mereka bahkan inisiatif memperbaiki sendiri kerusakan dengan patungan seadanya.
Forum Peduli Cihideung (FPC) mengungkap plang dilarang parkir sebenarnya terpasang sejak lama di area tersebut.
Namun para pengunjung maupun pedagang tampaknya tak peduli. Mereka tetap memarkir kendaraan di pedestrian.
Baca Juga:Lama Tak Terdengar, H Maman Padud Kota Banjar Tiba-Tiba Datangi Partai Golkar, Mau Apa?Daftar untuk Pilkada Banjar, Dimyati-Alam Disebut Sudah Penuhi Persyaratan Perseorangan
Alhasil banyak batu andesit pecah dan lepas dari posisinya semula. Sehingga estetika pedestrianpun memudar.
“Beberapa keramik sudah copot, rusak, dan membahayakan pengguna jalan. Kami minta ini tidak dipakai parkir sesuai dengan plang yang dipajang pemerintah,” kata Sekretris FPC, Dadan Romdoni, kepada Radar, Rabu 15 Mei 2024.
Dada tak menampik bahwa animo masyarakat yang ingin berkunjung atau berniaga di Jalan Cihideung, sangat tinggi. Sayangnya hal itu tak diimbangi ketersediaan lahan parkir.m
“Makannya, tolong tegas untuk menertibkan. Sebab warga sudah menyediakan kantung parkir yang masuk ke gang dalam sini, bahkan ada juga yang di dalam gedung seperti garasi. Jadi tidak perlu diparkir di atas jalan batu andesit pedestrian Cihideung ini,” terangnya.
Mereka bahkan mencetak 14 banner bertuliskan ‘dilarang parkir’, dipajang di setiap tiang penerangan di Jalan Cihideung.
Hal itu setelah mereka menyaksikan papan rambu larangan parkir yang dipasang Dishub diabaikan pengunjung.
Menurut Dadan, menggunakan tulisan tak cukup membuat warga sadar akan larangan tersebut.
Baca Juga:Honorer Pemkot Banjar Diciduk Polisi Atas Kasus Dugaan PenipuanDimyati Gandeng Alam “Mbah Dukun” untuk Hadapi Pilkada Kota Banjar 2024
Perlu petugas yang menunggu dan menertibkan secara langsung di kawasan tersebut.
“Dari pemerintah ada juga (patroli) cuman lewat-lewat. Tetapi tetap kita sebagai forum punya kesadaran, punya slogan ingin merawat lembur sendiri,” tandasnya.
Menurutnya dalam hal perawatan Prsestrian ada banyak dinas yang harusnya terlibat.
Akan tetapi mereka tampak acuh dan tak ada gerakan.
Ia berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya ‘membuka mata dan telinga’ untuk merawat ikon andalan Kota Resik itu.
“Sejauh ini belum ada ya. Tetapi kita tidak berkecil hati. Karena forum benar-benar peduli dengan keadaan Cihideung,” pungkasnya.(Ayu Sabrina)