TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Adanya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institut (IPI) membuat mahasiswa Unsil Tasikmalaya protes. Kenaikan tersebut dianggap memberatkan bahkan bisa berdampak banyaknya mahasiswa yang tidak jadi masuk Unsil.
Sebagaimana diketahui biaya kuliah di berbagai kampus negeri mengalami kenaikan, termasuk di Unsil Tasikmalaya. Kenaikan itu dianggap memberatkan bahkwan mereka sempat melakukan unjuk rasa.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpilih Unsil Ahmad Riza Hidayat mengatakan bahwa kenaikan UKT dan IPI dinilai terlalu signifikan. Dengan status Unsil yang memiliki Badan Layanan Umum (BLU) dikhawatirkan menjadi komersialisasi pendidikan. “Hasil kajian kami ini terlalu tinggi,” terangnya.
Baca Juga:Bakal PAW di DPRD Kota Tasikmalaya? Murjani Sudah Resmi Meninggalkan Partai GerindraMenakar Gabungan Kursi Koalisi 'Silaturahmi Golkar-PKB Rempeg'
Dari beberapa formulasi, salah satunya yakni persentase 90% penghasilan orang tua. Menurutnya hal itu perlu diturunkan menjadi 60% supaya tidak memberatkan biaya kuliah. “Harus dievaluasi,” terangnya.
Dampaknya, menurutnya ada sekitar 200 mahasiswa yang terkendala melakukan registrasi ulang karena kenaikan biaya ini. Bahkan dia mendengar ada mahasiswa yang berencana pindah kampus meski sudah diberi toleransi. “Ada beberapa yang memilih pindah,” ucapnya.
Terpisah, Warek 1 Unsil Tasikmalaya Asep S Abdurrahmat mengatakan bahwa kenaikan biaya kuliah tersebut masih tergolong wajar. Apalagi sudah 10 tahun semenjak Unsil berstatus negeri belum ada penyesuaian UKT dan IPI. “Masih wajar, misal yang tadinya Rp 2 juta menjadi Rp 3 juta,” ucapnya.
Biaya tersebut pun hanya berlaku untuk mahasiswa baru yang akan masuk di tahun 2024 ini. Sehingga tidak akana berpengaruh apapun kepada mahasiswa eksisting saat ini. “Kalau mahasiswa sekarang ya tetap, ini berlaku untuk mahasiswa baru,” terangnya.
Mengenai mahasiswa yang berpotensi batal melakukan registrasi karena biaya yang tinggi, pihaknya pun memberikan solusi. Asalkan mahasiswa tersebut melakukan komunikasi agar mendapatkan kebijaksanaan menunda pembayaran. “Yang wajib itu regitrasi supaya tercatat menjadi mahasiswa Unsil, kalau bayarnya bisa menyusul kalau memang uangnya belum ada,” terangnya.
Dengan kenaikan ini, pihaknya tidak berharap ada calon mahasiswa yang batal masuk unsil karena masalah biaya. Maka dari itu, ada beberala alternatif yang bisa menjadi solusi. “Misal dengan membuat surat perjanjian, dibayarnya mau kapan,” ucapnya.(rga)