Gerindra memang menargetkan koalisi besar untuk memenangkan kontestasi Pilkada 2024. Selain untuk memperbesar peluang kemenangan, juga mempermudah dalam menjalankan visi dan misi untuk Kota Tasikmalaya. “Kita ingin membangun koalisi besar, karena untuk membangun Kota Tasikmalaya ini tidak bisa oleh Gerindra sendiri,” ungkap Ketua DPC Gerindra Kota Tasikmalaya H Aslim SH, Kamis (9/5/2024).
Empat poros yang ada ini, tentunya belum final sebelum ada SK DPP untuk koalisi serta paket pasangan yang diusung. Sehingga perubahan masih bisa terjadi, sehingga menjadi peluang untuk Partai Gerindra membangun koalisi yang lebih besar lagi.
Apalagi, Dewan Pembina DPP Gerindra H Amir Mahpud beberapa waktu lalu sempat melakukan konsolidasi dengan pimpinan PKS, Demokrat hingga PPP. Hal ini tentu menjadi sinyal rekrutan agar kedua partai tersebut bergabung dengan Gerindra.
Baca Juga:1 Perempuan dan 10 Laki-Laki di Tasikmalaya Diamankan Karena Kasus NarkobaMerespons Tuntutan Warga, Kadis LH Bakal Lakukan Ini di TPA Ciangir Tasikmalaya
Sementara itu, pengamat politik Tasikmalaya Asep M Taman mengatakan Pilkada Kota Tasikmalaya membutuhkan pengawalan. Terutama dari pihak yang biasa kritis dan aktif mengawal proses seperti media yang imparsial, akademisi, aktivis dan terutama para ulama. Moral politik para politisi tidak boleh dibiarkan liar dan pelanggar tidak boleh merasa aman ketika pelanggaran yang dilakukan tidak diproses sesuai aturan.
“Maka idealnya, Pilkada 2024 Kota Tasik diikuti lebih banyak pasangan. Jika hari ini, dalam opini yang menyebar, ada 4 koalisi, bisa jadi esok berubah, bertambah atau berkurang atau tetap,” ungkapnya.
Penjajakan di tingkat partai di daerah sudah dilakukan. Ada koalisi Gerindra, PDIP, Nasdem, dan PBB. Ada koalisi PPP dan Demokrat. Ada koalisi PKB dengan PKS, dan koalisi Golkar dengan PAN. Sekali lagi, akan memungkinkan terjadi perubahan peta. “Jika pasangan koalisi antar partai ini bertahan, akan terjadi persaingan dan persebaran timses yang seimbang,” paparnya.
Asep menambah opini publik di Kota Tasikmalaya hari ini masih menguat, bahwa untuk menjadi pemimpin di Kota Tasikmalaya uang dan modal harus kuat.
“Opini ini tidak salah. Realitasnya memang seperti itu. Namun jika kemudian dianut oleh seluruh warga, opini ini menyesatkan,” tuturnya.