TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kondisi Jalan Baru Ciawi-Singaparna (JBCS) tepatnya di Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya rusak cukup parah. Kondisi ini pun dikeluhkan masyarakat karena membuat aktivitas terhambat.
Pantauan Radartasik.id, kerusakan Jalan Baru Ciawi-Singaparna yang parah sudah terlihat mulai dari Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang hingga perbatasan Kecamatan Sukaratu.
Kerusakan paling parah berada di wilayah Desa Cisaruni dan Desa Cilampunghilir Kecamatan Padakembang.
Baca Juga:Ikatan Motor Honda Purwakarta Perkuat Kebersamaan Jelang KopdargabPenyerang Naik Daun Real Madrid, Joselu: Pertandingan-Pertandingan Ini Dimenangkan dengan Hati
Hampir sepanjang jalan yang melintasi kedua desa tersebut, banyak jalan berlubang dengan diameter cukup besar dan di beberapa titik hanya tinggal menyisakan bebatuan saja.
Sejumlah warga di Kecamatan Padakembang berharap JBCS tersebut segera diperbaiki. ”Sebagai masyarakat saya berharap pemerintah sesegera mungkin dirapikan lah,” ujar Akbar (55), warga sekitar jalan rusak kepada Radartasik.id, Jumat, 10 Mei 2024.
”Jangan menunggu kejadian-kejadian yang tidak diinginkan lebih parah lagi. Jalan juga kalau tidak diperbaiki jadi tambah rusak,” lanjutnya.
Akbar mengungkapkan, selama bertahun-tahun tinggal di sana sudah cukup sering menyaksikan kejadian yang tak terduga seperti ban mobil yang tiba-tiba meletus.
Kemudian ada juga pengendara motor yang jatuh karena rusaknya jalan yang dilalui.
”Terus terang kita mengkhawatirkan ya. Banyak kejadian-kejadian yang mungkin di luar dugaan. Karena di sini lumayan sering ya ban mobil yang meletus atau meledak,” tuturnya.
”Pernah juga ada pengendara sepeda yang jatuh bahkan sampai masuk ke sungai karena posisinya lagi kencang terus ketemu jalan rusak,” ungkapnya.
Baca Juga:Jelang Final Liga Champions, Real Madrid Kehilangan Gelandang Bintang Andalan AncelottiRayakan Ulang Tahun Ke-10, Komunitas Karisma Honda Automotive Team Cirebon Gelar Festival
Akbar menjelaskan kerusakan Jalan Baru Ciawi-Singaparna dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya tanah yang masih labil dan banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas melintas di jalan itu.
”Pertama mungkin karena dulunya di sini daerah persawahan jadi mungkin tanahnya masih labil,” ucapnya.
”Kedua mungkin kendaraan yang lewat banyak yang melampaui kapasitas. Coba tronton-tronton berapa ton itu kalau sudah ada isinya penuh gitu,” lanjutnya.
Warga lainnya, Indra (26), juga berharap JBCS segera diperbaiki karena cukup membahayakan bagi para pengendara. ”Ya harusnya diperbaiki ya karena berbahaya,” ujarnya.