TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Naiknya angka stunting dalam dua bulan terakhir direspon Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan.
Ia meminta beberapa gebrakan pemerintah dalam menekan stunting dua tahun terakhir, dievaluasi.
Program yang dinilai sudah baik bisa dimonitor kembali, sementara program yang belum efektif ditinjau kembali saja.
Baca Juga:OJK Tasikmalaya Gelar Silaturahmi FKIJK, Tingkatkan Kinerja dan Stabilitas Sektor Keuangan Priangan TimurKalak BPBD Kota Tasik Ngaku Tak Bersyahwat Jadi Plt Sekda, Tapi…
“Jadi beberapa waktu terakhir kita lihat eksekutif fokus ya. Menekan stunting, dengan beberapa program unggulan bahkan dikeroyok ASN. Ini mesti ditinjau lagi, sejauhmana program-program itu efektif,” kata dia kepada Radar, Jumat, 10 Mei 2024.
Berdasarkan informasi dari dinas terkait, kata dia, kenaikan angka stunting kebanyakan terjadi pada bayi baru lahir belakangan ini.
Hal itu harus menjadi perhatian serius. Jangan hanya melaksanakan program bersifat kuratif dan represif.
“Artinya harus juga menyentuh upaya preventif, supaya tidak ada lagi kasus baru. Yang terlanjur menjadi bayi stunting terus dimonitor hingga beranjak ke fase sehat,” paparnya menganalisa.
Sebelumnya diketahui, angka stunting di Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan hingga 5 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI). Dari semula 22 persen, menjadi 27 persen.
Demikian juga dengan data hasil pencatatan pelaporan berbasis masyarakat (PPGM). Angka stunting yang semula sudah turun di angka 10,75 persen, naik lagi menjadi 12 persen.
“Kenaikan ini harus disikapi secara serius, walau kita tahu bahwa berbagai macam intervensi sudah dilakukan,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat pada Rabu, 8 Mei 2024.
Baca Juga:Dua Kadis Ini Diisukan Akan Menjadi Kandidat Kuat Plt Sekda Kota Tasikmalaya!Viman Alfarizi Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya Paling Komplit di Pilkada 2024!
Padahal sejumlah upaya untuk menurunkan angka stunting, sudah ditempuh. Termasuk ragam inovasi yang dilaksanakan Pj wali kota dalam mengerahkan pada aparatur.
Salah satunya adalah program orang tua asuh ”Satu ASN, satu anak stunting” yang kemudian telah berakhir pada akhir 2023 dan dianggap sudah baik.
“Tapi ternyata faktanya di lapangan, hasil terakhir sampai dengan bulan ini itu ada kenaikan kasus stunting di Kota Tasikmalaya. Sebagai pembanding, dibeberapa kabupaten/kota di Jawa Barat juga ada kenaikan kasus stunting,” kata mantan Kepala Puskesmas Purbaratu itu. (Firgiawan)