TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penurunan angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya relatif menjadi lebih baik seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Namun angka pengangguran dan gini ratio masih cukup terkendala dan perlu diperbaiki.
Pj Wali Kota Tasikmalaya Dr Cheka Virgowansyah pertumbuhan ekonomi di masyarakat salah satunya merupakan efek dari pembangunan. Karena bagaimana pun setiap program pemerintah pada dasarnya berkolerasi pada pertumbuhan ekonomi.
“Karena pembangunan itu alasannya untuk membangun perekonomian,” ungkapnya saat membuka ekspos pembangunan Kecamatan Cihideung Tawang dan Cipedes di halaman GOR Sukapura, Selasa (7/5/2024).
Baca Juga:Ditemukan Mayat Pria di Pasar HPKP Cikurubuk TasikmalayaDLH Kota Tasikmalaya Bakal Punya Tambahan Armada dan Alat Berat, Penanganan Sampah Akan Lebih Baik?
Efek secara langsungnya, dia mengutip teori trickle down effect di mana ekonomi menetes ke bawah. Karena dalam satu pembangunan, melibatkan penjualan material, buruh bangunan, UMKM sampai dengan petani. “Petani pasti makan dan belu ke UMKM, UMKM juga belinya di pasar dan pasar dari para petani,” ucapnya.
Pembangunan juga memiliki dampak yang panjang terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena potensi perekonomian di wilayaha pembangunan bisa lebih meningkat.
Pihaknya pun bersyuikur angka kemiskinan di Kota Tasikmalaya terus menurun. Di mana pada tahun 2022 lalu di angka 12,72 saat ini menjadi 11,53. “Dan ini penurunan terbaik se-Indonesia,” imbuhnya.
Kendati demikian Kota Tasikmalaya masih terkendala dari sisi gini ratio. Di mana kesenjangan ekonomi antara si kaya dan si miskin masih di angka 0,425 lebih. “Ini masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita,” katanya.
Selain itu ada angka pengangguran juga yang penurunannya masih tergolong kecil. Maka dari itu pihaknya memfasilitasi distribusi informasi lowongan kerja dengan program hayu gawe. “Jadi kami memberikan informasi kepada seluruh warga untuk ikut kerja,” imbuhnya.(rga)