Kamis sore, lanjutnya, dirinya bersama sang ibu dan suami kembali ke tempat Acum untuk menjenguk dan berembuk apakah pria itu mau dirawat atau tidak.
“Sepakat keluarga melaporkan ke petugas Puskesmas Rancah. Petugas puskesmas pun datang ke rumah Kamis malam. Itu sambil keluarga bertanya harus bagaimana penanganan uwa,” paparnya.
“Lalu disarankan oleh petugas untuk datang psikiater, sementara dikasih obat, dosisnya dua kali minum. Malamnya sudah minum obat, sisanya lagi untuk besok pagi,” sambungnya.
Baca Juga:Ketua MUI Kota Banjar Melamar Jadi Bakal Calon Wali Kota ke PKBArdiana Nugraha Terpilih Sebagai Ketua Cabang PMII Kota Tasikmalaya periode 2024-2025
Perubahan perilaku Acum, kata dia, sudah terlihat sebelum Ramadan ia lebih sering melamun, berbicara sendiri, dan kadang menepuk-nepuk jidat.
Sebelum kejadian, perilaku Acum terlihat mengalami perubahan yang mencolok. Padahal pada Rabu siang ia masih bisnis jual beli kambing.
“Nah pada Rabu malam ada upaya bunuh diri, RT setempat pun mengetahuinya,”ujarnya.
Rencananya pada Jumat, ibunya Herawati mau mengajak uwa Acum ke rumahnya untuk dirawat. Sambil mengupayakan pengobatan.
“Keluarga tidak sempat ke petugas lagi karena waktunya mepet terus. Tetapi takdir Jumat pagi tragedi (pembunuhan dan mutilasi, Red) itu,” katanya.
Dengan kejadian itu, keluarga mengakui agak lengah, kalau dijaga sih dijaga. Namun kejadian kemarin kecolongan.
“Karena kita tidak tahu kejadian ini. Padahal keluarga sudah menyimpan barang -berang yang tajam. Di sini saja tidak tahu kenapa bisa sampai terjadi,” ujarnya.
Baca Juga:10 Bacalon Wali Kota Banjar Paparkan Ide dan Gagasan di Hadapan PublikSK Gerindra Tasikmalaya Akan Jatuh ke Kandidat Ini!Amir Mahpud: Kita Pakai Mazhab Survei!
Oleh karenanya agar agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita ini. Keluarga pun minta maaf atas kejadian yang dilakukan oleh Acum. Mereka pun menyayangkan hal itu terjadi.
“Saya mohon dengan sangat untuk menjaga keluarga yang di tinggalkan, perasaan anaknya agar berita di secara bijak. Memang salah kejadian ini, kan tidak menginginkan terjadi,” pungkasnya. (Fatkhur Rizqi)