TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua Badan Pekerja Konfercab (BPK) PC PMII Kota Tasikmalaya menetapkan Fahmi Sidik menjadi ketua terpilih periode 2024-2025.
“Konfercab ke XV PC PMII Kota Tasikmalaya telah selesai dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2024 bertempat di Gedung PC NU Kota Tasikmalaya. Dengan ini telah menetapkan sahabat Fahmi Sidik terpilih sebagai Ketua Mandataris PC PMII Kota Tasikmalaya masa khidmat 2024-2025,” Kata Ketua BPK PMII Kota Tasikmalaya, Idan Nurjaman kepada Radartasik.id, pada Selasa, 7 Mei 2024.
Ia menyampaikan Konfercab merupakan forum musyawarah tertinggi ditingkatan kota atau kabupaten. Bukan sebatas pergantian regenerasi kepemimpinan tetapi juga, mempertahankan eksistensinya.
Baca Juga:Ketua MUI Kota Banjar Melamar Jadi Bakal Calon Wali Kota ke PKBArdiana Nugraha Terpilih Sebagai Ketua Cabang PMII Kota Tasikmalaya periode 2024-2025
“Saya ucapkan selamat dan sukses kepada sahabat Fahmi sidik untuk menahkodai organisasi PC PMII Kota Tasikmalaya, semoga bisa membawa organisasi PMII lebih baik dan lebih masif baik di ruang kaderisasi ataupun di ruang ruang gerakan advokasi,” ucapnya.
Sementara itu ketua terpilih, Fahmi Sidik mengucapkan terima kasih dan ajakan untuk kader ikut berpartisipasi aktif dalam kepengurusannya nanti.
“Terimakasih saya ucapkan kepada BPK PC PMII Kota Tasikmalaya yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Rasa bangga juga saya ucapkan terimakasih kepada seluruh kader dan anggota yang telah bersama sama berjuang hingga bisa menggapai kemenangan kita bersama,” ujarnya.
Fahmi menyampaikan bahwa, kaderisasi merupakan hal yang paling primer dan penting dalam untuk keberlanjutan PMII Kota Tasikmalaya ke depan. Hal itu demi menjaga regenerasi dan menjaga ideologi organisasi.
“Dalam momentum konfercab ini saya mengharapkan untuk kaderisasi PMII kedepan lebih berorientasi dan mengutamakan idealisme dalam organisasi serta harus berpegang teguh kedalam nilai nilai dan prinsip organisasi PMII,” paparnya.
“Jangan sampai ruang-ruang kaderisasi digiring ke arah pragmatisme dan realistis dimana hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip kaderisasi apalagi di tataran komisariat dan rayon,” sambung Fahmi menjelaskan.
Ke depannya Fahmi ingin memaksimalkan kaderisasi baik formal, informal, dan nonformal. Sebab baiuk buruknya pencetakan dan distribusi kader bergantung pada proses kaderisasi yang dijalankan.