TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dewan Penasehat DPP Gerindra H Amir Mahpud semakin rajin melakukan komunikasi politik dengan para pimpinan partai di Kota Tasikmalaya. Hal itu menjadi bagian dari strategi sang King Maker untuk memperbesar peluang kemenangan Gerindra di Pilkada 2024.
Semakin dekatnya Pilkada Kota Tasikmalaya 2024 membuat situasi politik berjalan semakin dinamis. Para pengurus atau tim dari masing-masing parpol terus membangun komunikasi satu sama lain sekaligus penjajakan koalisi.
Sepeti yang dilakukan Dewan Penasehat DPP Gerindra H Amir Mahpud pun rajin melakukan pertemuan dengan berbagai pengurus dan pimpinan parpol. Seperti halnya pertemuan dengan pengurus Partai Nasdem di Hotel Santika, Jumat malam (3/5/2024).
Baca Juga:Penjajakan Koalisi, PKS-Gerindra Makan Malam Bahas Pilkada Kota TasikmalayaDitetapkan! 45 Kader Parpol Tinggal Menunggu Dilantik Untuk Duduk di Kursi DPRD Kota Tasikmalaya
Selain Sekretaris Partai Nasdem Otong Koswara yang didampingi Ir Tjahja Wandawa, hadir juga Ketua PBB Ichwan Shafa dan pengurus Partai Ummat Jeni Jayusman.
Malam sebelumnya, Jumat 2 Mei 2024 H Amir Mahpud juga bertemu dengan pimpinan PKS H Yadi Mulyadi didampingi Heri Ahmadi dan beberapa kader PKS lainnya. Mereka bertemu melakukan komunikasi politik sekaligus makan malam bersama.
Sebagai insan politik, mereka pun tentu membahas Pilkada Kota Tasikmalaya. Karena momen tersebutlah yang saat ini dihadapi oleh semua partai.
Juru bicara H Amir Mahpud, Usman Kusmana menerangkan bahwa pada dasarnya Gerindra memang membuka komunikasi dengan partai mana pun, termasuk dalam menghadapi Pilkada Kota Tasikmalaya 2024. Karena komunikasi merupakan bagian dari strategi untuk bisa memenangkan Pilkada. “Dengan semua partai komunikasi dilakukan,” terangnya.
Dengan berkomunikasi, tentu satu sama lain bisa lebih mengenal secara visi misi partai. Termasuk figur kanidat yang dipersiapkan untuk diusung di kontestasi pemilihan kepala daerah tersebut. “Bisa profiling kandidat juga,” ucapnya.
Kendati demikian, kata Usman, H Amir Mahpud yang juga merupakan pemilik perusahaan otobus Primajasa dari keluarga Mayasari Bhakti itu tidak pernah asal-asalan dalam menilai figur. Di mana kelayakan figur untuk maju sebagai kandidat harus dilihat dari survei. “Jadi penilaiannya objektif dan saintifik,” katanya.
Disinggung peluang koalisi, parpol di tingkat daerah hanya sebatas bisa membangun komunikasi. Pasalnya keputusan paket pasangan dan koalisi yang diputuskan DPP bisa berbeda. “Ibaratnya pacaran di kampung, menikahnya di kota (beda pasangan),” ucapnya.