”Sejauh ini sudah laporan ke dinas terkait. Namun belum ada tindakan dan sejauh ini penanganan pembersihan material longsor masih berlangsung dan mengandalkan tenaga gotong royong masyarakat dengan peralatan seadanya,” ucapnya.
Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Karom menyayangkan lambannya tanggap darurat pemerintah terhadap dampak bencana yang dirasakan oleh masyarakat.
”Keberadaan irigasi yang terkena bencana ini sangat vital bagi warga Tanjungkerta, karena menjadi sumber perekonomian mereka,” ujar Karom.
Baca Juga:Pascagempa, BMKG Peringatkan warga Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, dan Bandung untuk Waspada Longsor dan Banjir Plafon Bangunan RSUD Singaparna Medika Citrautama Ambruk Usai Diguncang Gempa Garut
Saat ini, kata dia, warga sudah melakukan upaya gotong-royong setiap hari. Namun, sudah lima hari ini tidak selesai, karena memang menggunakan alat manual atau sekemampuan tenaga manusia.
”Sementara yang diperlukan oleh warga itu adalah alat yang bisa mempercepat penyelesaian. Informasi dari perangkat desa, bahwa ini sudah dilaporkan ke beberapa dinas termasuk ke BPBD. Hanya belum ada tanggapan sampai hari ini,” ucapnya.
”Saya tadi minta kepada pihak desa untuk membuat usulan ke beberapa instansi yang punya kepentingan seperti BBWS, PSDA termasuk ke Kabupaten Tasikmalaya,” tuturnya.
”Saya berharap semua stakeholder termasuk BBWS, PSDA dan juga terutama Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya tanggap terhadap persoalan-persoalan yang dirasakan oleh masyarakat,” tandanya. (Radika Robi Ramdani)