Transformasi Pertanian, Sekolah Lapang Pupuk Organik untuk Petani Zaman Now di Kabupaten Tasikmalaya

Sekolah Lapang Pupuk Organik
Para petani mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Pupuk Organik di Kabupaten Tasikmalaya yang berlangsung pada tanggal 24 hingga 27 April 2024. (Istimewa for Radartasik.id)  
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sekolah Lapang Pupuk Organik adalah sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas para petani, khususnya petani milenial, dalam memanfaatkan pupuk organik untuk menunjang kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Program ini terbuka bagi petani berusia 19 hingga 39 tahun yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap teknologi digital, memberikan mereka peluang untuk mengembangkan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik.

Materi yang dibahas dalam program ini mencakup berbagai topik terkait pembuatan pupuk organik, baik yang berbentuk padat (kompos) maupun cair, serta bahan lain seperti arang sekam, mikroorganisme lokal (MOL), pestisida nabati, dan perlakuan pemupukan yang tepat.

Baca Juga:Upland Project Dorong Keterlibatan Perempuan di Sektor Pertanian Kabupaten Tasikmalaya  Evaluasi Kinerja Tenaga Pendamping Upland Kabupaten Tasikmalaya untuk Optimalkan Capaian Tahun 2024

Salah satu sesi juga melibatkan Rembug Tani dan kegiatan Farm Field Day, yang memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan wawasan lebih lanjut dari praktik di lapangan.

Kegiatan Sekolah Lapang Pupuk Organik ini berlangsung selama tiga hari, dimulai pada tanggal 24 hingga 27 April 2024, bertempat di lokasi UPPO Biogas Poktan Cidarawati dan Poktan Rancabogo.

Program ini terdiri dari dua angkatan, masing-masing dengan 25 peserta.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan petani milenial dengan praktik pertanian yang berkelanjutan, melalui penerapan teknologi tepat guna dalam produksi pupuk organik.

Pada acara pembukaan, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya, Doni, berharap bahwa dari 50 petani milenial yang mengikuti program ini, dapat muncul produsen pupuk organik yang tidak hanya menghasilkan pupuk untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga dapat memproduksi pupuk secara komersial.

Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi industri pertanian lokal.

Doni juga mengungkapkan bahwa pupuk organik kini semakin mendapat perhatian karena tingginya harga pupuk kimia, sehingga pemerintah mendorong pembuatan pupuk organik sebagai solusi alternatif.

Pemerintah pun sedang merumuskan perubahan dalam peraturan mengenai pupuk bersubsidi, yang sebelumnya hanya melibatkan pupuk kimia, agar mencakup juga pupuk organik padat dan cair.

Baca Juga:Pekarangan Kosong Jadi Sumber Uang? Begini Cara Wanita Tani Upland Kabupaten Tasikmalaya MewujudkannyaPetani Hemat, Lahan Sehat, Inilah Manfaat Luar Biasa Pupuk Organik dari UPPO Upland Kabupaten Tasikmalaya

Namun, ia mengakui bahwa terdapat tantangan terkait regulasi yang memerlukan standar nasional Indonesia (SNI) untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian kualitas.

0 Komentar