TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua DPC PKB Kota Tasikmalaya H Wahid kini tengah menakar diri untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Tasikmalaya di Pilkada 2024.
Lelaki yang punya hobi sepakbola itu tengah melakukan ikhtiar politik, berbekal segudang pengalaman dalam berorganisasi dan beberapa periode menjabat anggota legislatif di DPRD.
Pria kelahiran 06 April 1978 tersebut, pada Pileg 2024 lalu sukses mendongkrak raihan suara PKB yang ia komandoi. Dengan mendulang kenaikan suara signifikan dari awalnya tiga menjadi lima kursi DPRD.
Baca Juga:PAN Kabupaten Tasikmalaya Segera Deklarasikan Koalisi untuk Pilkada 2024Gowes Bareng, Tasik Roadbike Community Siap Menyambut Azrul Ananda dan Kadal Cycling Club di Alun-Alun Ciamis
Alumnus pondok pesantren Miftahul Huda Al-Musri 2 ini, sejak usia muda sudah berkiprah baik di organisasi maupun di lingkup kemasyarakatan.
Sejumlah jabatan prestisius di Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, tak absen ia duduki dalam mengaktualitaskan ide dan kontribusinya untuk lembaga dan masyarakat.
Diantaranya menjadi Ketua IPNU Kota Tasikmalaya, Wakil Ketua PMII Komisariat STAI, Ketua DKW CBP IPNU Jawa Barat, Wakil Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, dan hingga saat ini mengemban amanah menjadi Kasatkorcab Banser Kota Tasikmalaya.
Di lingkup kemasyarakatan, H Wahid pun sempat mengabdi menjadi Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Tamansari, Ketua Karang taruna Kecamatan Tamansari.
Bahkan, kesungguhannya dalam mendorong kemajuan sepakbola daerah ia kini dipercaya menahkodai Askot PSSI Kota Tasikmalaya.
Wahid sendiri dinilai berbagai kalangan sebagai figur muda humble yang mudah bergaul dengan siapapun.
Dia pun dianggap sebagai tokoh muda yang refresentatif menjadi calon kepala daerah.
Baca Juga:Ade Sugianto-Asep Sopari Perkuat Chemistry Hadapi Pilkada Kabupaten Tasikmalaya 2024!Sesosok Jasad Pria Tua Ditemukan di Saluran Irigasi Desa Cipondok Kecamatan Sukaresik, Ini Identitasnya!
Hal itu pun diamini mantan Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH Ate Musaodiq Bahrum saat
Radar berkesempatan wawancara khusus.
Tokoh ulama yang pengaruhnya menasional itu, gusar dengan kondisi perpolitikan daerah saat ini. Dimana para elite lebih mengedepankan politik oligarki dan kapitalis.
“Maka saya sarankan sudah waktunya NU merebut kekuasaan, sebab, faktanya selama ini selalu abu-abu. Tidak beres, banyak hal yang tidak saya duga terutama politik yang nyatanya dikendalikan oligarki dan kapitalis,” keluh KH Ate.
Ulama yang begitu dihormati sejumlah habib di Indonesia ini, menilai NU harus fokus bagaimana membina kader-kadernya agar cerdas secara sosial dan mengutamakan kepentingan umat ketika diamanatkan terjun ke masyarakat mengisi sendi-sendi kebijakan.