TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Demam berdarah dengue (DBD) terus menghantui warga Kota Tasikmalaya.
Sejak awal tahun, kasus yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti ini terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data pemerintah, sampai penghujung April 2024 ini tercatat lebih dari 400 kasus terjadi
Persebarannya nyaris merata di setiap kelurahan dengan tingkat usia anak usia 0-5 tahun mencapai 72 kasus. Kemudian usia 6-12 tahun tercatat 93 kasus. Sisanya adalah warga dengan usia 13-50 tahun ke atas.
Baca Juga:PAN Kabupaten Tasikmalaya Segera Deklarasikan Koalisi untuk Pilkada 2024Gowes Bareng, Tasik Roadbike Community Siap Menyambut Azrul Ananda dan Kadal Cycling Club di Alun-Alun Ciamis
“Peningkatan ini terjadi karena musim hujan salah satu kondisi dimana nyamuk aedes aegypti berkembang cepat. Tentu itu akan ada peningkatan pada kasus DBD,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat pada Rabu, 24 April 2024.
Menurutnya hingga saat ini ada 9 orang pasien DBD yang harus menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo, RS Jasa Kartini dan rumah sakit swasta lainnya.
Perubahan cuaca ekstrem membuat nyamuk DBD lebih cepat berkembangbiak. Terutama pada lingkungan yang banyak menyisakan genangan air setelah hujan.
“Peningkatan jentik nyamuk ditemukan di dalam rumah termasuk pola hidup bersih dan sehat (PHBS) selama ini masyarakat masih ada yang abai,” terangnya.
Saat ini, kata dia, pihak dinas terus mengedukasi masyarakat akan bahaya serangan DBD. Juga membagikan bubuk Abate secara gratis kepada masyarakat yang didistribusikan melalui 22 puskesmas.
Upaya fogging atau pengasapan juga tengah disiapkan apabila diperlukan.
Kendati demikian ia menekankan masyarakat untuk melakukan aktivitas 3m yaitu menguras, menutup dan mengubur barang bekas, serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami akan melakukan penyemprotan dengan mencampurkan obat insektisida atau fogging. kami meminta agar masyarakat harus rajin membersihkan lingkungan supaya bersih dan tidak ada lagi jentik nyamuk yang tumbuh dewasa,” tuturnya.(Firgiawan)