TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Potensi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir sangatlah besar.
Setiap hari masyarakat memarkir kendaraan di sejumlah titik keramaian secara bergantian. Khususnya pusat kota.
Sayangnya tidak semua kantong parkir dikelola oleh Dinas Perhubungan sehingga uangnya tidak masuk ke kas daerah. Imbasnya target PAD dari sektor parkir sult tercapai.
Kini, Dinas Perhubungan turun ke lapangan.
Baca Juga:Target H Amir Mahpud: Sukseskan Tiga Pilkada Sekaligus dan Pilgub Jabar 2024, Wow!!KH Atam Rustam Dapat Rekomendasi dari PGM Indonesia untuk Maju di Pilkada 2024!
Mereka menginventarisir ulang potensi parkir yang bisa digali untuk kas daerah.
Sebab tahun 2024 ini target PAD dari retribusi parkir ditetapkan sebesar Rp 3,6 miliar dari sebelumnya Rp 2 miliar di tahun 2023.
“Kita intensifikasi pendapatan, berawal inventarisasi di daerah Cihideung, Jalan HZ Mustofa, Sukawarni, Slakaso, Pasar Wetan dan Gunung Sabeulah. Tadi (kemarin, red) kami sekaligus pembinaan terhadap 35 jukir di titik-titik tersebut,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya Asep Maman Permana, Senin, 22 April 2024.
Ia mengakui target retribusi parkir selama ini masih jauh dari target. Bahkan target tahun sebelumnya tidak tercapai.
Untuk itu diperlukan pendataan ulang potensi retribusi parkir di wilayah kota. Khususnya titik-titik keramaian yang selama ini ‘terabaikan’ oleh Dishub.
“Nanti kita juga sisir titik lain secara bertahap. Kemudian, implikasi dari upaya ke lapangan ini, tentu akan kami formulasikan untuk mengejar target yang ditetapkan dimana tahun ini di angka Rp 3,6 miliar dari 2 miliar 2023, sektor pendapatan dari retribusi parkir,” ucapnya.
Beberapa potensi sumber retribusi parkir yang kini mulai dilirik adalah titik keramaian insidental. Seperti spot Mambo Kuliner yang diselenggarakan seminggu sekali, dan lainnya.
Baca Juga:Peluang Asep Sopari Diusung Gerindra Kabupaten Tasikmalaya Menguat!PKB Kota Tasikmalaya Bantah Telah Usung Calon
“Ini kaitan ekstensifikasi, mengembangkan atau mencari potensi penambahan PAD yang akan digarap dan sudah dicek ke lapangan, seperti Mambo Kuliner, even sepekan sekali. CFD, juga BKR adanya KTT (toko, red),” katanya.
Kendati demikian ia berujar bahwa penggalian potensi itu tetap harus mengedepankan kajian gangguan lalulintas terhadap kenyamanan berkendara masyarakat. Pengelolaan parkir harus dilaksanakan dengan tidak mengganggu ketertiban umum.
“Jangan sampai mengganggu arus di sana karena pemerintah itu walau bagaimanapun orientasinya kepada pelayanan dan kenyamanan,” kata dia.