“Perempuan bisa menjadi pengambil keputusan, berkontribusi menjadi kepala daerah, anggota dewan, dokter atau apapun itu. Untuk itu ketika satu perempuan melihat perempuan lain sukses jangan iri dengki, tapi didoakan supaya kita atau perempuan yang lain bisa menjadi role model berikutnya,” jelas Ipa.
Sementara itu founder dari Hawa Semesta, Ria Arista Budhiarti, menjelaskan tujuan acara Kemah Puan ini bukan sekadar upacara peringatan Hari Kartini belaka. Guru sekolah dasar di Kota Tasikmalaya itu ingin membuka mata dan telinga bahwa kaum hawa tidak sekadar mengusu urusan domestik dan lemah.
“Bukan berarti kita tidak butuh laki-laki. Perempuan itu adalah lehernya, ketika patah tidak bisa luak-lieuk (menoleh). Ini berawal dari kegelisahan para ibu yang kesehariannya disibukkan dengan domestifikasi yaitu sumur, dapur, kasur,” tegasnya.(*)