Hj Siti Hajar Juharah mengungkapkan, belum ada kaum perempuan yang memberanikan diri maju dalam kontestasi Pilkada Kota Tasikmalaya. Baik itu dalam posisi bacawalkot maupun bacawawalkot. Setidaknya langkahnya tersebut diharapkan bisa mewakili keterwakilan perempuan.
”Secara historis di Tasikmalaya, belum ada kaum perempuan yang duduk di posisi Z1 dan Z2,” ujar Hj Siti Hajar Juharah.
“Kalau melihat daerah lain ternyata bisa. Daerahnya juga maju (ketika dipimpin perempuan, red). Saya menawarkan politik lebih smart,” tuturnya.
Baca Juga:Uu Kritik Penjaringan Bacawalkot di PPP Kota Tasikmalaya, Kalau Ada Kader Struktural Kenapa Buka Seleksi?Pilkada 2024, Bos Media, Suhendrik Mencalonkan Diri Jadi Bakal Calon Wali Kota Cirebon dari PDI Perjuangan
Sebelum terjun ke dunia politik, Hj Siti Hajar Juharah sempat mengabdi menjadi salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya bertugas sebagai perawat gigi di Puskesmas Sambongpari.
”Iya saya dasarnya dulu bertugas sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas Sambongpari,” terang dia.
“Zaman Kadinkes Kota Tasikmalaya Pak Dokter Haris. Saya diangkat jadi PNS pada tahun 1989 di Kabupaten Ciamis,” tambahnya.
Kemudian ketika Pemkot Tasikmalaya terbentuk, pada 2003 dia pindah ke Kota Tasikmalaya dan bertugas di Puskesmas hingga tahun 2015 kemudian mengajukan pensiun muda.
”Terakhir saya tugas di Puskesmas Sambongpari. Basic saya memang di kesehatan. Lalu saya aktif di Partai Demokrat saat periode Pak Anang Sapa’at (Ketua DPC Partai Demokrat Kota Tasikmalaya),” jelasnya.
Dalam waktu dekat ini, dia akan segera mengembalikan formulir pendaftaran pencalonan agar resmi memperebutkan tiket dari Partai Demokrat. Sebelumnya Azies Rismaya Mahpud dan Abdul Holik telah mengembalikan formulir tersebut.
”Mohon doakan kelancaran ikhtiar saya, apa pun hasilnya saya akan fatsun dan taat terhadap mekanisme dan keputusan partai,” ujarnya.
Baca Juga:Gebrakan Uu-Ade Jelang Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Politisi PPP Dampingi Pertemuan Dua Sahabat Siapkan Kaderisasi, Gerakan Pemuda Islam Merapat ke Ketua DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asep Sopari Al Ayubi
Wawancara terpisah, pengamat politik Tasikmalaya Asep M Taman mengatakan kehadiran tokoh perempuan di lembaga publik bukan lagi sekadar sebagai pelengkap untuk menyuarakan agenda politik perempuan semata.
Namun, hadirnya pemimpin perempuan akan memberi warna dan kontribusi yang signifikan dalam mendorong terwujudnya kebijakan yang berperspektif gender, inklusif, dan komprehensif.
”Tidak hanya di pusat, pemimpin perempuan juga diperlukan di setiap daerah seperti Kota Tasikmalaya yang terdapat 271.885 pemilih perempuan,” ungkap Asep M Tamam.