TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi menjadi tamu kehormatan BKPRMI di Sekretariatnya, Senin (8/4/2024). Politisi PDI Perjuangan itu disebut sebagai figur yang peduli terhadap para guru ngaji.
Pada kesempatan tersebut Muslim diundang untuk menghadiri kegiatan penyerahan insentif kepada 79 pengurus tingkat kelurahan dan kecamatan se-Kota Tasikmalaya. Secara simbolis, dia pun mendapat kesempatan untuk melakukan penyerahan secara simbolis.
Ketua BKPRMI Kota Tasikmalaya Nuki Anwar Sidiq mengatakan sebelumnya pihaknya sudah melaksanakam berbagai kegiatan di bulan Ramadan. Termasuk menyerahkan insentif untuk guru TKA/TPA. “Alhamdulillah hari ini giliran penyerahan insentif untuk para pengurus,” tuturnya.
Baca Juga:Bakal Calon Wali Kota Tasikmalaya Butuh Pelaku Seni dan Orang KreatifGerindra Kabupaten Tasikmalaya "Balapkan" KH Atam dan Asep Sopari Di Pilkada 2024!
Hadirnya H Muslim di acara tersebut, karena pihaknya menilai politisi PDI Perjuangan tersebut punya kepedulian lebih kepada para guru dan BKPRMI. Salah satunya mendorong penambahan insentif melalui pokir atau aspirasi. “Syari’atnya dari bantuan beliau (Muslim),” tuturnya.
Maka dari itu dia menilai H Muslim merupakan salah satu figur yang punya kepedulian terhadap BKPRMI, khsusunya guru ngaji. Karena dukungan untuk organisasi yang dia pimpin bukan hanya sekali atau dua kali saja. “Mudah-mudahan ke depannya terus mendukung BKPRMI,” katanya.
Pada kesempatan itu, H Muslim menyampaikan apresiasi kepada para pengurus BKPRMI. Karena dewasa ini menurutnya tugas mereka tidak mudah di masyarakat di mana mereka harus membina karakter generasi muda.
“Dari mulai mengajar ngaji, menyiapkan regenerasi pemulasaraan jenazah, termasuk menyiapkan mubaligh,” terangnya.
Tanpa peran dari BKPRMI, menurutnya generasi muda akan sangat lepas kontrol. Maka dari itu dirinya merasa perlu memberikan dukungan kepada organisasi tersebut. “Supaya bergerak lebih semangat,” ucapnya.
Salah satunya soal insentif yang menurutnya cukup menjadi motivasi bagi para guru ngaji. Tidak harus berpikir materealistis karena kebutuhan finansial merupakan hal yang realistis. “Tapi sudah puluhan tahun, insentifnya enggak naik-naik,” terangnya.(rga)