PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Pantai selatan di Desa Ciparanti Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran mengalami abrasi sejak lama. Kondisi tersebut bakal mengganggu arus mudik Lebaran 2024.
Kepala Desa Ciparanti Dadang Suherman mengatakan bahwa pantai selatan (pansela) di blok Desa Ciparanti yang mengalami abrasi kurang lebih 1,3 kilometer. Kondisi tersebut dibiarkan begitu lama sehingga mengganggu arus lalu lintas.
”Padahal banyak kendaraan yang melintasi jalur pantai selatan, apalagi kalau mudik,” katanya kepada Radartasik.id, Selasa 2 April 2024.
Baca Juga:Harga Tiket Bus Budiman Kalideres Jakarta-Tasikmalaya dan Jadwal Pemberangkatan selama Mudik Lebaran 2024Mudik Lebaran 2024, Yuk Hindari Kecelakaan Sepeda Motor di Jalan Raya
Menurut dia, abrasi pantai selatan itu sudah terjadi beberapa tahun ke belakang dan air laut bisa sampai ke jalan.
”Jadi kalau saat air laut pasang, pasti airnya masuk ke jalan dan menggenang,” tutur Dadang Suherman.
”Kondisi itu memperlihatkan semakin parahnya abrasi di titik tersebut,” ujarnya.
Pihaknya sudah mendapatkan contoh proposal dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pangandaran terkait pengajuan breakwater atau pemecah ombak.
”Untuk memberikan solusi tersebut, kami menerima proposal pengajuan pembuatan breakwater atau pemecah ombak ke Pemprov Jabar,” papar Dadang Suherman.
Dia mengatakan bahwa jika kondisi itu dibiarkan bisa menggerus jalan utama.
”Tentu terancam jalannya, karena jalan langsung sampingnya pantai hanya 5 hingga 10 meter ke pesisir,” terangnya.
Baca Juga:Kota Cirebon Jadi Tempat Terakhir Honda Ramadan Exhibition 2024KipasKipas, Media Sosial Karya Anak Bangsa Diluncurkan, Ada Fitur DM Eksklusif dengan Public Figure
Menurut dia, ada juga kondisi jalan yang rawan abrasi di perbatasan Ciparanti-Legokjawa, panjangya sekitar 50 meter.
”Pokoknya titik jalannya yang terdapat warung-warung,” ucapnya.
Dadang Suherman menyebutkan, musim air pasang di Pantai Ciparanti biasanya terjadi pada September hingga Oktober.
Seminggu yang lalu sudah terpantau air laut hampir menyentuh jalan.
”Seminggu yang lalu saya lihat airnya pasang kena bahu jalan,” ungkap Dadang Suherman.
Dia mengatakan bahwa panjang dari bahu jalan ke pesisir Pantai Ciparanti sebelum tahun 2000, masih sekitar 500 meter dari pesisir laut. ”Tapi sekarang sudah tergerus,” jelasnya. (*)