TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kondisi perekonomian daerah yang kurang baik berimbas pada geliat usaha warga lokal.
Momen ini begitu terasa, sampai beberapa pengelola usaha makanan dan minuman (Mamin) di Kota Tasikmalaya mengalami kelesuan akibat minimnya permintaan.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim MSi usai berkeliling menengok aktivitas usaha masyarakat.
Baca Juga:Waduh! Penggunaan Basa Sunda Kurang Diminati Anak Muda TasikmalayaTukang Kredit Ini Tertimbun Longsor Cikijing-Kuningan, Baru Ditemukan Setelah 25 Hari Terkubur
Seperti produsen roti di Gunung Sabeulah, Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung yang usahanya mulai lesu.
“Tadi kami mendatangi salahsatu Perajin roti legendaris di Kota Tasik, Pak Handi Darmawan. Kini mengeluhkan usaha rotinya berat di tengah bahan baku yang terus meroket sementara persaingan dengan produk lain terutama franchise sangat ketat,” katanya disela kunjungan, Senin, 1 April 2024.
Diketahui saat ini sejumlah bahan baku pembuatan roti memang mengalami kenaikan harga. Mulai dari telur, gula, sampai terigu.
Kurangnya perhatian pemerintah dalam menjembatani pemasaran produk usaha mereka juga membuat usaha lokal terasa semakin berat.
“Biasanya Ramadan itu mereka peningkatan produksi. Sekarang permintaan sedikit, melesu. Ditambah bahan baku serba mahal,” keluh Ketua DPC PDIP itu menceritakan.
Muslim meminta Pemkot Tasikmalaya membantu para pelaku usaha lokal itu. Salah satunya dengan memprioritaskan belanja kebutuhan makan minum untuk rapat pejabat atau seremoni kepada mereka.
“Salahsatu intervensi bisa dengan pemerataan, jangan merk A terus, merk B terus, apalagi kalau itu perusahaannya franchise dan ownernya dari luar daerah. Utamakan lah produsen asli kota yang mempekerjakan warga kita dalam produksinya,” papar Muslim.
Baca Juga:Ikutan Midnight Shoping Pelanggan Plaza Asia Ini Raih Hadiah MotorPenghargaan Rantang Pramuka: Kwarcab Pramuka Kota Tasikmalaya Raih Juara Favorit 1 se-Jabar
Pihaknya optimis, jika ada pemerataan dalam berbelanja produk lokal untuk konsumsi pemerintah. Selain bisa dipromosikan, juga menggerakkan perekonomian dari sektor tersebut.
Supaya, ditengah gempuran persaingan dengan produk dari luar, mereka tetap mendapat porsi utama yakni pemerintah sendiri yang menjadi konsumennya.
“Semua dibantu, agar merata. 2024 ini sangat dirasakan Kesulitannya, maka intervensi wajib dilakukan, disamping Pemkot tengah mengupayakan stabilitas harga-harga bahan pokok dengan berbagai gerakan pangan murah,” harap dia.(Firgiawan)