Meski sudah ada korban meninggal dunia tiga orang, namun menurut Edis hal itu tidak serta merta menjadikan klasifikasi kerja pangananan kesehatan menjadi buruk.
Yang terpenting menurutnya pemerintah sudah melaksanakan instruksi Kementerian Kesehatan sesuai dengan strategi penanggulangan DBD.
“Ada yang meninggal tidak serta-merta diklasifikasi kerja buruk, karena meninggal bukan kegagalan penanganan. Sebab ketika ada kasus DBD yang meninggal pun sudah melalui fase-fase penanganan sesuai prosedur,” ujarnya.
Baca Juga:Tempat Pengolahan Limbah Medis di Kota Banjar Digerebeg PolisiSoal PHK Massal di Kota Banjar, Begini Analisis Pengusaha Muda
Penanganan sesuai prosedur itu, lanjutnya, adalah ketika muncul korban meninggal dunia maka pemerintah melakukan pengasapan dan larvasida selama dua siklus.
Selain itu masyarakat juga diminta peduli terhadap lingkungan dan mewaspadai DBD.
Sebab, virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, tidak akan langsung bereaksi dalam waktu cepat.
Diperlukan masa inkubasi selama 4-7 hari sebelum penderita DBD merasakan gejala.
“Tanda-tanda gejala yang terkena DBD, setelah masa inkubasi 4-7 hari atau 3-15 hari,” tuturnya.
Setelah masa inkubasi DBD selesai, tubuh pun akan mulai menunjukkan gejala awal penyakit DBD.
Gejala-gejala yang muncul biasanya demam tinggi sampai 4-7 hari, nyeri pada tulang dan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak pendarahan di bawah kulit.
Baca Juga:Arus Mudik di Terminal Tipe A Kota Banjar Diprediksi Naik Mulai H-7 LebaranAntisipasi Kecurangan Pengisian BBM Jelang Mudik Lebaran, Pemkot Banjar Terjunkan petugas
“Bahkan ada pendarahan di hidung, mulut, dan dubur. Serta ada yang terkena dengue shock syndrome komplikasi dari demam berdarah dengue yang sudah parah yang banyak menyebabkan kematian,”ujarnya.
Surveilans Penyakit Menular dan Programmer Penyakit DBD UPTD Puskesmas Ciamis, Hikmatsyah menyampaikan DBD wilayah kerja Puskesmas Ciamis memang ada yang meninggal 1 orang usia 60 tahun dari Maleber pada Februari 2024.
“Masih lokal dari kasus DBD satu orang meninggal, memang disekitar tidak ada DBD,”katanya
Walaupun saat ini sedang banyak terkena positif DBD, kalau melihat insident rate DBD di wilayah kerja Puskesmas Ciamis tergolong masih rendah.
Karena dari 70 ribu jiwa kasusnya baru 43 orang, dengan meninggal 1 orang.
“Memang paling banyak kasusnya kelurahan/desa Cigembor, Maleber, Sindangrasa, Linggasari. Lalu yang lainnya juga ada kasus namun tidak sebanyak empat tempat tadi,” ujarnya. (Fatkhur Rizqi)