CIAMIS, RADARTASIK.ID – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Ciamis terus bertambah.
Data terbaru Dinas Kesehatan menunjukkan hingga tanggal 25 Maret 2024 tercatat sudah ada 3 pasien DBD yang meninggal dunia. Sebelumnya hanya dua orang.
Sedangkan berdasarkan jumlah kasus, laporan tahun 2024 menunjukkan lonjakan cukup signifikan dibanding tahun 2023.
Baca Juga:Tempat Pengolahan Limbah Medis di Kota Banjar Digerebeg PolisiSoal PHK Massal di Kota Banjar, Begini Analisis Pengusaha Muda
Bulan Januari misalnya, angka DBD di Ciamis mencapai 58 kasus kemudian meningkat jadi 151 kasus di bulan Februari.
Selang sebulan kemudian, tepatnya hingga tanggal 25 Maret tercatat sudah melambung jadi 389 kasus.
Angka ini melampaui tahun 2023 dimana pada bulan Januari hanya 28 kasus, Februari 21 kasus, dan Maret 21 kasus.
“Kasus DBD hingga 25 Maret 2024, sebanyak 389 orang positif DBD. Tiga orang diantaranya meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Edis Herdis, Rabu, 27 Maret 2024.
Edis menyatakan tren perkembangan kasus DBD saat ini memang tengah mengalami kenaikan. Namun menurutunya hal ini bukan hanya tejadi di Ciamis tetapi juga seluruh wilayah.
“Semua daerah pasti meningkat kasus DBD, kita tidak menyalahkan musim. yang jelas harus melakukan antisipasi melalui kebersihan lingkungan PSN dengan 3M plus, dan G1R1J,” ujarnya.
Kasus kematian pasien DBD ini, kata dia, tersebar di tiga wilayah kota. Yakni wilayah puskesmas Ciamis dengan 46 kasus dan 1 diantaranya meninggal.
Baca Juga:Arus Mudik di Terminal Tipe A Kota Banjar Diprediksi Naik Mulai H-7 LebaranAntisipasi Kecurangan Pengisian BBM Jelang Mudik Lebaran, Pemkot Banjar Terjunkan petugas
Kemudian Kecamatan dengan 28 kasus dan 1 diantaranya meninggal dunia. Terakhir wilayah Imbanagara dengan 20 kasus dan satu diantaranya meninggal dunia.
“Berdasarkan jenis kelamin yang positif DBD yaitu laki-laki 198 kasus ada 1 meninggal dan perempuan 191 kasus ada 2 meninggal,” kata dia.
Sementara bedasarkan sebaran, wilayah Handapgherang menjadi yang paling banyak yakni 79 kasus, kemudian Cijeungjing 33 kasus, Rancah 20 kasus, Cikoneng 18 kasus, Cipaku 15 kasus, Cidolog 12 kasus, Rajadesa 12 kasus, Sadananya 11 kasus, dan Lumbung 11 kasus.
“Sedangkan untuk berdasarkan golongan umur di bawah 1 tahun 8 kasus, 1 – 4 tahun 10 kasus, 5 – 14 tahun 73 kasus ada 1 meninggal, 15 – 44 tahun 198 kasus ada 1 meninggal, dan lebih 44 tahun 100 kasus ada 1 meninggal,” tuturnya.