TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – PMI Kota Tasikmalaya beraudiensi dengan Komisi IV DPRD pada Rabu, 27 Maret 2024. Mereka meminta pemerintah membantu memobilisasi massa untuk donor darah.
Ketua PMI Kota Tasikmalaya H Rahmat Kurnia menceritakan di sejumlah daerah, mobilisasi dan edukasi masyarakat kaitan pentingnya donor darah begitu gencar dan masif.
Ia mencontohkan, di Yogyakarta, tidak hanya dinas di lingkungan Pemda, sampai Khatib dan pemuka agama lainnya, ikut menyosialisasikan dan menghimbau warganya agar ikut gerakan kemanusiaan itu.
Baca Juga:PPP Pangandaran Belum Memikirkan Arah Koalisi untuk Pilkada 2024, Komunikasi Baru Sebatas ‘Say Hello’Kota Banjar Siap Sambut Pilkada 2024: Berharap Bersih dari Politik Transaksional
“Maka harapan kami, di Kota Tasikmalaya juga bisa dilakukan gerakan serupa, Yogyakarta sudah familiar donor darah, bukan cuma Dinas Kesehatan tapi dinas lain, stakeholder bahkan kalangan Agamawan,” ungkapnya dalam audiensi di ruang paripurna.
Sementara, lanjut Rahmat, di Kota Tasikmalaya pelaksanaan donor darah massal hanya dilaksanakan oleh instansi tertentu. Bahkan masih didominasi oleh instansi vertikal.
“KPKNL, Kantor Pajak Pratama, lebih sering mereka dibanding Pemkot. Paling Satpol PP di Pemkot itu. Justru dinas-dinas pusat sudah terjadwal 3 bulan sekali, termasuk perbankan,” ceritanya.
Rahmat kemudian mengulas bahwa saat ini setidaknya ada 115 keluarga donor darah (KDD) di Kota Tasikmalaya yang menjadi konsentrasi binaan PMI.
Ditambah beberapa sekolah, di bawah naungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Jawa Barat. Mereka terbiasa memobilisasi siswanya berdonor.
“Kami telaah, penting peranan dinasnya mengondisikan sekolah bisa partisipasi gerakan kemanusiaan ini. Meski belum merata. Maka dari itu kami berharap DPRD bisa ikut mendorong supaya imbau bentuk PMR diaktifkan di setiap sekolah,” harap mantan pejabat Pemkot Tasikmalaya tersebut.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya H Murjani, menyimpulkan ide dari PMI dalam memenuhi kebutuhan darah bisa didorong dengan dukungan eksekutif.
Salah satunya dengan mengumpulkan stakeholder agar mau menyelenggarakan donor darah.
Baca Juga:Tempat Pengolahan Limbah Medis di Kota Banjar Digerebeg PolisiSoal PHK Massal di Kota Banjar, Begini Analisis Pengusaha Muda
“Itu jadi perbincangan yang hangat di berbagai kalangan. Kita setuju, imbauan dilakukan pendakwah, dinas, bahkan wali kota. Bahkan pegawai kesehatan berapa, ada tiga ribu lebih kan. Itu sudah pada donor belum? Orang kesehatan jadi pelopor tidak? Coba jadi pendonor rutin. Baru bisa duplikasi ke bawah dan juga ke samping (dinas lain, Red),” paparnya.