BANJAR, RADARTASIK.ID – Menjelang tahapan Pilkada 2024, sejumlah isu di Kota Banjar mulai disorot.
Salah satunya adalah mengenai pentingnya menjaga kebersihan pesta pemilihan kepala daerah dari “politik transaksional”.
“Politik transaksional harus dihindari, tidak hanya di tingkat masyarakat tetapi juga di semua lini,” ujar Encang Zaenal Muarif, seorang praktisi pendidikan di Kota Banjar, Selasa, 26 Maret 2024.
Baca Juga:Tempat Pengolahan Limbah Medis di Kota Banjar Digerebeg PolisiSoal PHK Massal di Kota Banjar, Begini Analisis Pengusaha Muda
Menurut Encang, partai pengusung juga harus bijak dalam menentukan calon yang akan diusung.
Keputusan tidak boleh semata-mata berdasarkan popularitas atau “isi tas” calon.
Tetapi juga harus mempertimbangkan sumbangsih sosial, aspek moralitas, dan gagasan yang dimiliki oleh calon tersebut.
“Saya sebagai praktisi pendidikan melihat banyaknya masalah yang perlu diperhatikan oleh pemimpin Kota Banjar ke depan,” tambahnya.
Salah satu kekurangan yang ia soroti adalah belum adanya Dewan Pendidikan Kota Banjar.
Keberadaan dewan semacam itu diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.
“Calon pemimpin Kota Banjar haruslah paham betul tentang dunia pendidikan dan berani mengambil terobosan serta inovasi di bidang tersebut,” tegas Encang.
Baca Juga:Arus Mudik di Terminal Tipe A Kota Banjar Diprediksi Naik Mulai H-7 LebaranAntisipasi Kecurangan Pengisian BBM Jelang Mudik Lebaran, Pemkot Banjar Terjunkan petugas
Selain itu, dari segi sejarah dan budaya, Encang berharap para calon pemimpin memiliki pemahaman yang mendalam tentang cara menggali potensi historis dan budaya Kota Banjar.
Hal ini diharapkan dapat menjadikan kota tersebut sebagai destinasi wisata yang mampu menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Saya berharap para calon lebih sering muncul untuk mengemukakan gagasan-gagasan dan menjawab pertanyaan besar: Mau dibawa ke mana Kota Banjar?” pungkasnya.
Encang juga mengajak seluruh masyarakat pemilih untuk bersama-sama memerangi politik uang dalam Pilkada Kota Banjar.
“Jangan biarkan nasib Kota Banjar lima tahun ke depan dijual hanya dengan selembar atau dua lembar uang ratusan ribu rupiah,” tukasnya dengan tegas. (nto)