TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kepala Dinas Kesehatan dr Uus Supangat mengatakan kondisi cuaca turut mempengaruhi proses perindukan nyamuk Aedes Aegepty penyebab DBD.
Sehingga jumlah kasusnya belakangan terus meningkat. Terutama sejak awal tahun 2024.
“Ya memang betul DBD saat ini di Kota Tasikmalaya meningkat, tapi salah satu faktor penyebabnya Badai El Nino yang mempengaruhi terhadap perindukan nyamuk Aedes Agepty karena pola perubahan cuaca,” ungkapnya.
Seperti diketahui, sejak Januari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat Jumlah kasus DBD sampai dengan 24 Maret 2024 sebanyak 279 kasus.
Baca Juga:Arus Mudik di Terminal Tipe A Kota Banjar Diprediksi Naik Mulai H-7 LebaranAntisipasi Kecurangan Pengisian BBM Jelang Mudik Lebaran, Pemkot Banjar Terjunkan petugas
Uus mengatakan, tingginya curah hujan belakangan menyebabkan sarang nyamuk di lingkungan rumah berkembang dengan cepat.
“Akibat DBD, saat ini masih ada 18 orang harus menjalani perawatan di RSUD Dr Soekardjo, RS Jasa Kartini dan rumah sakit swasta lainnya. Peningkatan kasus DBD, akan terus terjadi terutama pada musim hujan,” papar dia.
Menurutnya peningkatan kasus DBD saat ini sudah merata terjadi di 69 kelurahan di 10 Kecamatan.
Seperti di Kecamatan Kawalu 56 orang, Cipedes 41 orang, Cibeureum 41 orang, Tawang 33 orang, Tamansari 32 orang, Cihideung 22, Mangkubumi 21 orang, Purbaratu 16 orang, Bungursari 11 orang dan Kecamatan Indihiang 6 orang.
“Sedangkan kalau dilihat dari 69 Kelurahan di Kota Tasikmalaya 10 Kelurahan tertinggi terdapat kasus DBD yaitu berada di Kelurahan Sukamanah 16 kasus, Urug 13 kasus, Gunungtandala 13 kasus, Kahuripan 13 kasus, Awipari 13 kasus, Panglayungan 12 kasus, Tuguraja 12 kasus, Gununggede 10 kausus, Nagarasari 9 kasus,Kelurahan Cikalang 9 kasus,” rincinya
Untuk menekan angka kematian, berbagai upaya dilakukan di antaranya dengan tes cepat di puskesmas. Warga yang mengalami gejala demam yang tidak kunjung turun harus segera memeriksakan diri ke rumah sakit atau puskesmas.
“Kami mengimbau agar masyarakat selalu melakukan upaya menguras, menutup dan mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk (PSN), dan menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). DBD menjadi ancaman hingga dapat membahayakan nyawa jika dibiarkan,” pungkasnya.
Baca Juga:Mantan Wakil Wali Kota Banjar Sebut Kriteria Calon Pemimpin ke Depan Harus BeginiTravel Gelap Semakin Marak Jelang Lebaran, Organda Ciamis Minta Pemerintah Bertindak
Sementara itu, guna mencegah kemunculan nyamuk DBD di lingkungan sekolah, SMAN 1 Tasikmalaya melakukan pengasapan atau fogging.
Wakil Kepala SMAN I Bidang Sarana Ali Dahlan mengatakan pengasapan dilakukan di dalam dan luar lingkungan sekolah.