CIAMIS, RADARTASIK.ID – Permasalahan pupuk bersubsidi sangat krusial. Sebab berpengaruh terhadap produk pertanian yang dihasilkan masyarakat.
Apalagi Ciamis telah menasbihkan diri sebagai salah satu wilayah lumbung pangan lantaran wilayahnya nyaris keseluruhan adalah area hijau dengan sumber daya air melimpah dan tanah subur.
Namun belakangan ini muncul persoalan pupuk bersubsidi yang disalurkan pemerintah tidak sesuai dengan kebutuhan.
Total pupuk yang disalurkan hanya sekitar 52 persen dari jumlah kebutuhan.
Baca Juga:Travel Gelap Semakin Marak Jelang Lebaran, Organda Ciamis Minta Pemerintah BertindakPeacesantren Ramadan Show di Garut Sebarkan Pesan Perdamaian
Misalnya pupuk urea yang hanya terealisasi 10.775 ton atau 52 persen dari pengajuan 20.388 ton.
Kemudian NPK hanya terealisasi 7.279 ton atau 29 persen dari pengajuan 24.859 ton.
Komisi B DPRD Kabupaten Ciamis Komar Hermawan meminta pemerintah melakukan pengajuan ulang untuk meminta tambahan kuota pupuk subsidi.
Sebab kekurangan pupuk akan berdampak terhadap hasil pertanian.
“Pemda dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan harus segera berupaya untuk minta tambahan dari pusat pada perubahan 2024 ini. Sebab kalau dana dari Pemda tidak ada anggarannya,” katanya.
Ia pun meminta pemerintah tidak membiarkan masalah ini berlarut dan segera menuntaskannya.
Jika tidak maka hasil panen para petani di Kabupaten Ciamis sedang terancam. Begitu juga dengan statusnya sebagai lumbung padi.
“Pupuk subsidi kuotanya kurang dari 50 persen yang terbagikan ke petani Kabupaten Ciamis. Oleh karena jangan sampai kekurangan pupuk ini berlarut-larut,”ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Paguyuban Petani Milenial Ciamis, Rifki Ruyat Mukti menyampaikan efek kekurangan pupuk subsidi tersebut, petani harus melakukan pencampuran pupuk subsidi dan non subsidi agar hasil pertanian tetap maksimal.
Baca Juga:Apa Itu Neuralink? Perusahaan yang Menanamkan Chip pada Otak Manusia Milik Elon MuskPKL di Kabupaten Garut Tak Dilarang Jualan Asal Sesuai Peruntukan
“Jadi saat ini pupuk subsidi belum sesuai dengan kebutuhan petani. Maka agar tanamnya hasilnya bagus, kita menggunakan campuran pupuk subsidi dan non subsidi,” katanya
Berdasrkan data yang dimiliki kelompok tani, jenis pupuk urea yang realisasinya kurang adalah pupuk subsidi Phoska.
“Saya pun belum tahu alasannya adanya kekurangan pupuk subsidi ini. Soalnya itu pemerintah pusat,” ujarnya.
Sedangkan, pihaknya pun sudah paham tentang mekanisme penebusan pupuk yang sudah masuk e lokasi aman. Tetapi yang baru daftar belum bisa.