Oleh karena itu, ada fenomena sehingga konflik itu ditekan terhadap ruang yang terbatas jangan dibikin terbuka. Hal itu kan akan menjawab, karena selama ini PPP tidak mampu mengelola konflik sehingga konflik-konflik yang terjadi selalu terbuka diketahui oleh publik.
Padahal menurutnya, konflik soal kepemimpinan itu biasa dan tidak perlu kemudian menjadi perdebatan yang berlebihan. Namun, Basuki melihat di sini juga ada faktor eksternal yang sepertinya tidak menginginkan PPP itu besar.
“Saya berpikir orang-orang itu seperti apa, mau menjadikan partai PPP ini seperti apa, semua oportunis tapi berjubah orang soleh. Seolah-olah menjadi orang baik membela partai,” katanya.
Baca Juga:Kadisdik Kota Tasikmalaya Minta Sekolah Perlu Penjagaan 24 JamAktivis Islam di Tasikmalaya Lapor ke Polisi, Kasusnya Ancaman Pembunuhan
Menurut Basuki, yang menjadi pimpinan itu tidak mampu menaikan kursi kalau menurut kontribusi. Namun, itu terus dipakai karena ada sinergitas kepentingan dan kelompok-kelompok lain yang dicurigai memang berkepentingan untuk mengkerdilkan PPP.
“Tidak ada toleransi bagi saya dan ini harus diganti semuanya, karena tidak betul pengurus-pengurus partai ini. Penurunan itu terjadi di mana-mana,” tandasnya.(yfi)