TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan kepada para petani di Kabupaten Ciamis masih terbatas. Tidak sesuai dengan lahan yang mereka garap sehari-hari.
Kondisi ini membuat para petani harus memutar otak memaksimalkan pupuk subsidi yang ada agar beban pengeluaran bertani tidak bengkak.
Kabupaten Ciamis sendiri saat ini baru mendapatkan 52 persen alokasi pupuk subsidinya atau sekitar 10.775 ton untuk urea dari total pengajuan 20.338 ton dan 7.279 ton untuk NPK dari pengajuan total 24.859 ton di tahun 2024.
Baca Juga:Peacesantren Ramadan Show di Garut Sebarkan Pesan PerdamaianApa Itu Neuralink? Perusahaan yang Menanamkan Chip pada Otak Manusia Milik Elon Musk
Ketua Paguyuban Petani Milenial Ciamis, Rifki Ruyat Mukti, mengungkapkan saat ini para petani harus berusaha keras “mengakali” masalah pupuk agar pertanian mereka tidak ikut gagal gara-gara kurangnya pemupukan.
Salah satunya adalah dengan melakukan pencampuran pupuk subsidi dan non subsidi. Meski tidak murah, namun setidaknya beban pengeluaran untuk pupuk bisa sedikit ditekan.
“Jadi saat ini pupuk subsidi belum sesuai dengan kebutuhan petani. Maka agar tanamnya hasilnya bagus, kita menggunakan campuran pupuk subsidi dan non subsidi,” katanya pada Jumat, 22 Maret 2024.
Saat ini, kata dia, jenis pupuk yang sedang banyak dibutuhkan pada petani adalah jenis Poska. Namun pasokannya sangat sedikit sehingga tak bisa digunakan untuk memupuki semua lahan yang dimiliki para petani.
“Saya pun belum tahu alasannya adanya kekurangan pupuk subsidi ini. Soalnya itu pemerintah pusat,” ujarnya.
Rifki mengaku sangat paham tentang mekanisme penebusan pupuk melalui aplikasi digital. Namun tetap saja tidak mudah untuk mendapatkannya.
Bahkan bagi petani yang baru terdaftar tetap belum bisa mendapatkan pupuk melalui aplikasi itu.
Baca Juga:PKL di Kabupaten Garut Tak Dilarang Jualan Asal Sesuai PeruntukanPemadatan Tanah untuk Flyover Ditarget Beres Sebelum Lebaran
“Saya kemarin coba mau tebus urea, sudah didaftarkan pada Pastikan Pupuk Bersubsidi (BPP), namun blm masuk aplikasi. Padahal, sesuai informasi untuk stok masih data terakhir aman dan masih sesuai,” katanya. (Fatkhur Rizqi)
Baca berita dan artikel lainnya di google news