TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus DBD di Kota Tasikmalaya terus menunjukan peningkatan. Sejak bulan Januari hingga 20 Maret 2024 tercatat sudah ada 260 Kasus. Terjadi penambahan kasus dari sebelumnya 246 saja.
Menyikapi masalah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat mengatakan, sempat ada beberapa siswa SMA diduga meninggal akibat DBD.
Namun setelah dilakukan pengecekan ternyata bukan karena wabah tersebut.
“Trombositnya memang turun, namun bukan semua kasus trombosit turun karena DBD,” ucapnya, Jumat, 22 Maret 2024.
Baca Juga:Mobil Sedan di Ciamis Terbakar Hebat, Suami-Isteri Berhasil SelamatKawasan Wisata di Pangandaran Akan Dipasangi CCTV untuk Pantau Kejahatan dan Kecelakaan
Sampai saat ini, lanjut Uus, masih beberapa pasien DBD masih dalam perawatan rumah sakit. Jumlahnya sekitar 11 orang dan tersebar di beberapa rumah sakit di Kota Resik.
“Kita tetap harus hati-hati, sebab kenaikan DBD ini trennya sangat luar biasa hampir 100 persen mengalami kenaikan,” tutur Uus.
Tren DBD sendiri saat ini terus mengalami kenaikan. Pihaknya mengimbau warga tetap waspada, sementara dinas dan stakeholder berupaya menekan siklus tersebut lebih terkendali.
“Jangan sampai DBD ini naik terus dan kita harus tekan semaksimal mungkin dan yang paling penting siklus DBD ini selalu terjadi setiap tahun terutama di masa musim penghujan,” analisisnya.
Berdasarkan data, dibandingkan dengan awal tahun lalu. Jumlah kasus yang terjadi di bulan yang sama, relatif lebih rendah. Namun, pihaknya tetap mengantisipasi kenaikan setiap bulannya, supaya tidak terlalu signifikan bahkan dapat ditekan.
“Mudah-mudahan dari mulai Maret ke April ini, yang terpenting masyarakat lakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri dan jangan fokus ke fogging,” tegas Mantan Kampus Purbaratu itu.(Firgiawan)