Tindak Lanjut Kegiatan Sekolah Lapang dan Demplot Budi Daya Padi Organik Upland Kabupaten Tasikmalaya

sekolah lapang
Para petani di Kabupaten Tasikmalaya menghadiri pertemuan lanjutan sekolah lapang dan demplot padi organik pada 19 Maret 2024. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lahan demplot telah selesai dipanen, dan hasilnya cukup memuaskan dengan produktivitas rata-rata mencapai 67,5 kuintal per hektare.

Untuk menindaklanjuti keberhasilan tersebut, pertemuan lanjutan sekolah lapang dan demplot padi organik diadakan pada 19 Maret 2024.

Acara ini melibatkan empat kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Sadar Bakti III di Desa Bantarkalong, Kelompok Tani Cidarawati di Desa Darawati, Kelompok Tani Harapan Satu di Desa Padawaras, dan Kelompok Tani Rancabogo di Desa Kertasari, Kecamatan Cipatujah.

Baca Juga:Evaluasi Kinerja Tenaga Pendamping Upland Kabupaten Tasikmalaya untuk Optimalkan Capaian Tahun 2024Upland Project Dorong Keterlibatan Perempuan di Sektor Pertanian Kabupaten Tasikmalaya  

Evaluasi terhadap kegiatan demplot padi organik dilakukan oleh Tim Teknik Lapangan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan didampingi oleh Fasilitator Desa (Fasdes).

Evaluasi ini bertujuan untuk menilai efektivitas kegiatan serta memberikan masukan bagi para petani terkait aspek yang perlu diperbaiki.

Demplot padi organik sendiri merupakan kegiatan demonstrasi pertanian yang bertujuan memperkenalkan teknologi pertanian organik kepada petani melalui pendekatan belajar sambil praktek.

Dengan cara ini, diharapkan petani lebih cepat memahami dan mampu menerapkan sistem pertanian organik secara mandiri.

Beberapa aspek yang menjadi fokus evaluasi antara lain penggunaan benih dan bibit, penerapan pupuk organik cair dan biopestisida, hasil produksi padi, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani.

Evaluasi ini juga menjadi acuan dalam menentukan materi pelatihan tambahan yang dibutuhkan para petani agar mereka lebih terampil dalam budidaya organik.

Dari hasil evaluasi, meskipun produktivitas yang dicapai sudah melebihi ekspektasi, masih ditemukan berbagai kelemahan dalam penerapan budidaya padi.

Baca Juga:Rehabilitasi Jaringan Irigasi Upland Project Tingkatkan Pengairan Persawahan Kabupaten TasikmalayaUpland, Pemicu Kebangkitan Ekspor Beras Organik Kabupaten Tasikmalaya

Kelemahan tersebut meliputi proses seleksi benih, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengairan, hingga proses panen.

Masalah-masalah tersebut berkontribusi pada rendahnya produktivitas lahan, tingginya biaya usaha tani, serta rendahnya pendapatan petani.

Oleh karena itu, pendampingan lanjutan dinilai sangat penting untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Pendampingan ini akan disesuaikan dengan karakteristik petani melalui penerapan metode intensifikasi pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas serta pendapatan mereka.

Dengan pendekatan yang lebih terarah, diharapkan para petani mampu mengoptimalkan lahan mereka secara berkelanjutan dan efisien. (rls)

0 Komentar